SUDAH PINDAH RUMAH -> ADA KOKO

Kasal Pimpin Upacara Hari Dharma Samudera

Minggu, 16 Januari 2011

Surabaya, (15 Januari 2011).- Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno memimpin upacara peringatan Hari Dharma Samudera di atas geladak KRI Surabaya-591 dengan melakukan tabur bunga dan pelarungan karangan bunga ke laut sambil berlayar di Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS), Surabaya, Sabtu (15/1).

Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana TNI Tri Prasodjo, upacara peringatan Hari Dharma Samudera yang dilaksanakan secara rutin oleh TNI Angkatan Laut setiap tanggal 15 Januari itu dimaksudkan untuk mengenang dan memperingati para Pahlawan Bahari yang gugur dalam pertempuran-pertempuran di laut, seperti pertempuran Selat Bali, Pertempuran Laut Sapudi, Pertempuran Laut Cirebon, Pertempuran Teluk Sibolga, dan pertempuran Laut Aru.

Tanggal 15 Januari ditetapkan sebagai Hari Dharma Samudera diambil dari peristiwa pertempuran Laut Aru pada tahun 1962, yang merupakan puncak dari perjuangan dan patriotisme putra-putra bahari terbaik dalam mempertahankan negara di laut. Dalam pertempuran ini gugur Pahlawan Komodor Yos Soedarso.

Makna yang perlu diambil dalam peringatan Hari Dharma Samudera untuk generasi muda adalah mewarisi dan meneladani jiwa patriotisme para Pahlawan kita di mana dengan penuh semangat hiroisme berjuang demi negara dan bangsa, katanya.

Pada kesempatan tersebut, Kasal menyampaikan tali asih kepada perwakilan ahli waris keluarga pejuang pertempuran Laut Aru. Selain itu, diserahkan pula hadiah kepada pemenang lomba karya tulis ilmiah dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera baik untuk kalangan TNI AL maupun umum dengan tema masalah kelautan.

Pemenang lomba karya tulis untuk lingkungan TNI AL diraih oleh Kapten Laut (T) Mei Edi Prayitno, ST, Pama Satlinlamil Jakarta dengan judul Pertempuran Laut Aru sebagai Penggelora dalam Optimalisasi Pemberdayaan potensi pulau-pulau terdepan dan optimalisasi perbatasan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat NKRI. Juara II diraih oleh Kapten Laut (P) Krido Satriyo, Pama Puslatlekdalsen, Kobangdikal dengan judul Dengan semangat pertempuran Laut Aru kita Tingkatkan Pemberdayaan Potensi pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan laut Republuk Indonesia dalam upaya Hanneg. Ketiga adalah Serka Mar Syafrudin dari Dispen Kormar dengan judul Optimalisasi peran Korps Marinir TNI AL dalam pengamanan Pulau terluar Indonesia.

Sementara itu, untuk kategori umum Juara I diraih Prakoso Bhairawa Putera, mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Indonesia, dengan judul Pendekatan change management dalam Penataan kembali tata kelola pulau-pulai kecil terluar : Penguatan kedaulatan dan stabilitas nasional, Juara II R. Zainal Fatah, mahasiswa ITS dengan judul SWAT (Sea Water Baterry) pemanfaatan kandungan elektrolit air laut menjadi sumber energy listrik terbarukan sebagai sumber penerangan dan cadangan energy listrik pada perahu nelayan di pulau terpencil, dan Juara III Dra. Endang Susetiawati, Guru SMPN Kalimanggis Kuningan, dengan judul Aktualisasi semangat pertempuran laut Aru dalam menegakkan kedaulatan wilayah NKRI pemberdayaan potensi pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan RI.

Selain itu, Pemimpin tertinggi Angkatan Laut itu juga menyerahkan hadiah kepada C, Wahyu Haryo, PS, wartawan Kompas, atas kesuksesannya dalam lomba penulisan artikel di media cetak dengan judul karyanya “Jangan Biarkan Kebanggaan Itu Semu”.

Turut hadir, para pejabat teras Mabesal, para Panglima Komando Utama (Kotama) TNI Angkatan Laut, Ketua Umum Jalasenastri Ny. Lilik Soeparno beserta sejumlah pengurusnya, para pejabat militer dan sipil, serta undangan lainnya.

Sumber foto: http://www.suarasurabaya.net/v04/clips/201101/kk87618_clip1.JPG

Sumber: web tnial.mil.id, 15 Januari 2010
READ MORE - Kasal Pimpin Upacara Hari Dharma Samudera

PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA KARYA TULIS ILMIAH HARI DHARMA SAMUDERA TAHUN 2011

Sabtu, 15 Januari 2011

Dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera tahun 2011, Dinas Penerangan TNI AL (Dispenal) telah menyelenggarakan kegiatan Lomba Karya Tulis (LKT) dengan tema “ Dengan semangat pertempuran laut Aru kita tingkatkan pemberdayaan potensi pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan Republik Indonesia ”. LKT bertujuan untuk meningkatkan minat membaca dan menulis di kalangan Keluarga Besar TNI Angkatan Laut dan masyarakat umum. Lomba ini diikuti oleh 80 peserta, yang terdiri atas peserta dari kalangan anggota TNI AL dan umum (mahasiswa/pelajar/umum).

Setelah melalui proses penjurian dan penilaian dapat ditentukan 5 peserta terbaik dari TNI AL dan 5 peserta terbaik dari umum. Adapun peserta terbaik dari TNI AL, adalah:

  1. Kapten Laut (T) Mei Edi Prayitno, S.T. NRP 14647/P, Pama Satlinlamil Jakarta, dengan karyanya “Pertempuran Laut Aru sebagai penggelora dalam optimalisasi pemberdayaan potensi pulau-pulau terdepan dan daerah perbatasan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat NKRI”, sebagai pemenang pertama (I) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  2. Kapten Laut (P) Krido Satriyo U. NRP 16015/P, Pama Puslatlekdalsen Kobangdikal, dengan karyanya “Dengan semangat Pertempuran Laut Aru kita tingkatkan pemberdayaan potensi pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan laut Republik Indonesia dalam upaya pertahanan negara”, sebagai pemenang kedua (II) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  3. Serka Marinir M. Syarifudin NRP 70979, Bintara Dispen Kormar, dengan karyanya “Optimalisasi peran Korps Marinir TNI AL dalam pengamanan pulau terluar Indonesia”, sebagai pemenang ketiga (III) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  4. Lettu Marinir Yogi Setiaji NRP 17760/P, Pama Batalyon Artileri 1 Marinir, dengan karyanya “Optimalisasi peranan Pasukan Marinir dalam menjaga pulau terluar sebagai pertahanan terdepan guna menjaga kedaulatan NKRI”, sebagai pemenang keempat (IV) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 700.00,00 (tujuh ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.
  5. Kapten Marinir Agus Soleh NRP 13767/P, Pama Pusdikkav Kodikmar, dengan karyanya “Pemberdayaan pulau-pulau kecil terluar sebagai benteng wilayah Negara Kesatuan RI”, sebagai pemenang kelima (V) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.

Sementara peserta terbaik dari umum, adalah:

  1. Prakoso Bhairawa Putera, mahasiswa Program Pasca Sarjana UI Depok, dengan karyanya “Pendekatan Change Management dalam penataan kembali tata kelola pulau-pulau kecil terluar: penguatan kedaulatan dan stabilitas nasional”, sebagai pemenang pertama (I) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  2. R. Zainal Fatah, Mahasiswa ITS Surabaya, dengan karyanya “SWAT (Sea Water Battery) pemanfaatan kandungan elektrolit air laut menjadi sumber energi listrik terbarukan sebagai sumber penerangan dan cadangan energi listrik pada perahu nelayan di pulau terpencil”, sebagai pemenang kedua (II) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  3. Dra Sri Endang Susetiawati, Guru SMPN Kalimanggis Kuningan, dengan karyanya “Aktualisasi semangat Pertempuran Laut Aru dalam menegakkan kedaulatan wilayah NKRI pemberdayaan potensi pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan RI”, sebagai pemenang ketiga (III) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  4. Dwi Septyan Waluyo, mahasiwa ITS Surabaya, dengan karyanya “Semangat Pertempuran Laut Aru kita tingkatkan pemberdayaan potensi pulau-pulau terluar wilayah perbatasan RI”, sebagai pemenang keempat (IV) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.
  5. Azrani Ery Saputra, SPI., Staf LPPM Universitas Teuku Umar, Aceh Barat, dengan karyanya “Strategi penguatan ekonomi masyarakat pesisir berbasis perikanan sebagai upaya mengantisipasi gangguan hankamrata di kawasan pulau-pulau terluar wilayah RI”, sebagai pemenang kelima (V) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.

Penyerahan hadiah dan piagam bagi peserta terbaik I s/d III (anggota TNI AL dan umum) akan dilaksanakan pada Upacara Hari Dharma Samudera tgl. 15 Januari 2011. Sementara bagi peserta terbaik lainnya akan dikirim ke Kotama/Satker masing-masing. Peserta terbaik I s/d III hadir dengan: Militer pakaian PDU-I, peserta umum jas/blazer.

Sumber: web tnial.mil.id, 7 Januari 2011
READ MORE - PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA KARYA TULIS ILMIAH HARI DHARMA SAMUDERA TAHUN 2011

Ujung Laut Pulau Marwah, Antologi Cerpen Temu Sastrawan Indonesia

Senin, 06 Desember 2010

"Cerpen-cerpen di dalam buku ini memiliki keragaman ekspresi yang sungguh jamak. Cerpen warna lokal di antaranya masih tampak dijadikan andalan lantaran memang memberi banyak kemungkinan, lihat saja cerpen bermuatan lokal Betawi, Melayu, Timor, Madura dan Minang di sini.

Meski masih belum terlalu jauh dieksplorasi, namun sudah cukup menunjukkan bahwa lokalitas memberi kegairahan penciptaan yang tak kunjung padam. Jika setia digeluti, perangkat semacam ini niscaya akan menjadi pembeda dengan cerpen umumnya. Apa yang mereka lakukan mencerminkan masih ada ruang eksplorasi yang luas bagi penulis Indonesia yang diuntungkan oleh, antara lain, ragam budaya kita yang kaya."


Begitulah tulisan pada bagian atas sampul belakang buku “Ujung Laut Pulau Marwah” yang diambil dari Pengantar Kuratorial, “Sastra Indonesia Mutakhir: Kritik dan Keragaman”.

Buku ini diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang dalam rangkaian sebuah hajatan budaya, “Temu Sastrawan Indonesia III” (TSI III) di Kota Gurindam Negeri Pantun itu, pada 28-31 Oktober lalu—setelah TSI I (Jambi, 2008) dan TSI II (Pangkalpinang, 2009).

Acara yang digelar bertepatan dengan Oktober sebagai bulan bahasa itu dihadiri para sastrawan dari kota-kota besar dan kecil di seluruh Indonesia, yang diundang oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang, atas hasil rekomendasi tim kurator TSI III yang beranggotakan Abdul Kadir Ibrahim (Tanjungpinang), Hoesnizar Hood (Tanjungpinang), Joni Ariadinata (Yogyakarta), Mezra E. Polllondou (Kupang), Raudal Tanjung Banua (Yogyakarta), Said Parman (Tanjungpinang), Saut Situmorang (Yogyakarta), Syafaruddin (Tanjungpinang), Tan Lioe Ie (Bali), Triyanto Triwikromo (Semarang), dan Zen Hae (Jakarta).

Tampilnya Tanjungpinang sebagai tuan rumah bukan oleh sebab keberuntungan ataupun “sistem arisan”. Kota kecil nan indah ini dipilih lantaran sejak beratus tahun lalu mewariskan bahasa Melayu sebagai lingua franca (bahasa pengantar), yang dikenal kemudian hingga hari ini sebagai Bahasa Indonesia.

Dari Tanjungpinang pula lahir tokoh bahasa dalam sastra klasik Melayu, Raja Ali Haji (1708-1783), yang karya monumentalnya, “Gurindam Dua Belas” (1847), lalu disusul “Bustan’l Katibin” (1857), dan “Kitab Pengetahuan Bahasa” (1859), telah mengantarkan ia sebagai Bapak Bahasa Indonesia dan oleh Pemerintah RI kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada 2004.

Dan jauh sebelum TSI III digelar, tepatnya sejak akhir Juli 2010, Walikota Tanjungpinang, Hj. Suryatati A. Manan, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Drs. Abdul Kadir Ibrahim, MT, telah mengirimkan kepada 150 orang sastrawan yang diundang, surat pemberitahuan berisi perihal sisik-melik TSI III disertai himbauan untuk mengirimkan karya puisi atau cerpennya lantaran akan dibukukan setelah melalui proses seleksi tentunya.

Dan hasilnya, ketika acara berlangsung, para peserta yang hadir sudah memegang buku berisi karya-karya itu. Karya mereka sendiri, atau karya rekan sastrawan yang lain.

Adalah Joni Ariadinata, Raudal Tanjung Banua, Said Parman, dan Triyanto Triwikromo, yang menjadi kurator cerpen untuk “Ujung Laut Pulau Marwah”. Merekalah yang menetapkan 33 cerpen karya 33 orang penulis untuk dapat tampil di dalamnya. Karya-karya tersebut disusun di dalam buku berdasarkan abjad nama para penulisnya, yakni:

“Tuan Guru Sulaiman” (Adi Alimin Arwan, Mamuju, Sulawesi Barat), “Kemarau pun Singgah di Kampung Kami” (Agustinus Wahyono, Balikpapan, Kalimantan Timur), “Di Ujung Simpul Rafia” (Andri Medianyah, Tanjungpinang, Kepulauan Riau), “Kabut Kembahang” (Arman AZ, Bandarlampung, Lampung), “Seperti Natnitnole” (Benny Arnas, Lubuklinggau, Sumatera Selatan), “Babad Mejayan” (Beni Setia, Caruban, Madiun, Jawa Timur), “Djali-Djali Bintang Kedjora” (Chairil Gibran Ramadhan, DKI Jakarta).

“Kembalinya Anakku yang Hilang” (Endang Purnama Sari, Tanjungpinang, Kepulauan Riau), “Anggorok dan Anggodot” (Fahrudin Nasrulloh, Jombang, Jawa Timur), “Semburat Petang di Lagoi” (Fakhrunnas MA Jabbar, Pekanbaru, Riau), “Koleksi 932013: Fina Sato” (Fina Sato, Bandung, Jawa Barat), “Kisah si Pemotong Rumput [Seniman Plat Baja]” (Gol A. Gong, Serang, Banten).

“15 Hari Bulan” (Hasan Al Bana, Medan, Sumatera Utara), “Perempuan Petelur” (Igoy el Fitra, Padang, Sumatera Barat), “Setelah Rumah” (Indrian Koto, Yogyakarta, DI Yogyakarta), “Hamsat Mencuri Jambu Klutuk” (Idris Pasaribu, Medan, Sumatra Utara), “Lelaki dengan Kopiah Resam” (Koko P. Bhairawa, Sungailiat, Bangka-Belitung), “Senandung Perih Dendang Saluang” (M. Raudah Jambak, Medan, Sumatera Utara), “Ujung Laut Perahu Kalianget” (Mahwi Air Tawar, Yogyakarta, DI Yogyakarta), “Bai Liang” (Marsel Robot, Kupang, NTT), “Sandal Jepit Yong Dolah” (Maswito, Tanjungpinang, Kepulauan Riau).

“Pacar Elektrik” (Miral Shamsara Ratuloli, Kupang, NTT), “Melawan Rumput” (Mustofa W. Hasyim, Yogyakarta, DI Yogyakarta), “Lingkaran Luka” (Panda MT Siallagan, Pematang Siantar, Sumatera Utara), “Tanam Pinang Tumbuh Gading” (Pion Ratulolly, Kupang, NTT), “Kucing Tua” (Ragdi F. Daye, Padang, Sumatera Barat), “Bentan” (Riawani Elyta, Tanjungpinang, Kepulauan Riau), “Musim Ikan” (Sunlie Thomas Alexander, Belinyu, Bangka-Belitung).

“Aroma Bangkai di Depan Rumah Mantan Penghulu” (Tarmizi rumahhitam, Batam, Kepulauan Riau), “Kecapi Terakhir di Malam Minggu” (Thompson Hs, Pematang Siantar, Sumatera Utara), “Tetangga Baru” (Unizara, Tanjungpinang, Kepulauan Riau), “Malina Dalam Bus Tua” (Yetti A.KA, Padang, Sumatera Barat), dan “Air Mata Lelaki Tua di Barak Pengungsi” (Yoss Gerard Lema, Kupang, NTT).

Dari daftar di atas dapat terlihat bahwa daerah kedatangan masing-masing penulis tidaklah sama jumlahnya: Sulawesi Barat (1), Kalimantan Timur (1), Kepulauan Riau (6), Lampung (1), Sumatera Selatan (1), Jawa Timur (2), DKI Jakarta (1), Riau (1), Jawa Barat (1), Banten (1), Sumatera Barat (3), DI Yogyakarta (3), Sumatera Utara (5), Bangka-Belitung (2), dan NTT (4).

Lepas dari itu, “Ujung Laut Pulau Marwah” terbilang menarik lantaran memuat begitu banyak cerpen bernuansa lokal yang membawa nilai-nilai budaya etnik dari masing-masing sastrawan. Wajah keragaman Nusantara pun tercermin di dalam buku setebal 362 halaman ini. Maka buku ini sedikit-banyak berhasil menyodorkan fakta tentang sisi lain dunia kesusastraan Indonesia masa kini yang ternyata tak selalu dimenangi oleh cerpen-cerpen bernuansa nasional yang tidak kentara setting tempatnya.

Namun sangat disesalkan terjadinya ketidaktelitian dalam hal penggarapan isi, hingga terjadi kesalahan penulisan nama yang sangat fatal pada dua orang sastrawan. “Chairil Gibran Ramadhan” misalnya, pada daftar isi dan halaman dalam ditulis “Chairil Gilang Ramadhan” (penulisan secara benar, “Chairil Gibran Ramadhan”, hanya terjadi pada “kesempatan terakhir”, yang terdapat dalam bagian biodata). Sedangkan “Yoss Gerard Lema” yang pada daftar isi dan halaman dalam ditulis sama, ternyata pada bagian biodata ditulis “Yos Gamalama”.

Mungkinkah saat pengerjaannya nama kedua sastrawan ini mengingatkan penggarapnya pada drummer Gilang Ramadhan dan komedian Dorce Gamalama? Lantas dengan cara apa dan bagaimana orang-orang yang terlibat sebagai panitia dalam TSI III melakukan ralat atas hal ini?

Pada bagian bawah sampul belakang buku “Ujung Laut Pulau Marwah” terdapat kalimat yang diambil dari Pengantar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Drs. Abdul Kadir Ibrahim, MT selaku Ketua Pelaksana TSI III: Temu Sastrawan Indonesia (TSI) III/2010 yang dilangsungkan di Kota Tanjungpinang, dapat dipandang sebagai upaya menyigi kembali kejayaan sastra Melayu yang pada era Kerajaan Riau pernah meninggi dan memucuk.

Raja Ali Haji adalah salah seorang tokoh, yang berbabit, dengan masa itu, dengan sejumlah karya pemuncak; ilham bagi masa kini. (Catatan CGR: menyigi adalah sisipan atau celah, berbabit adalah ikut serta/terlibat secara langsung atau tidak langsung)

Sumber: Berita 8.com, Sabtu, 04/12/2010, 16:18 WIB
READ MORE - Ujung Laut Pulau Marwah, Antologi Cerpen Temu Sastrawan Indonesia

Sepuluh Besar Penulis Khatulistiwa Literary Award 2009

Selasa, 6 Oktober 2009 20:35 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Panitia Khatulistiwa Literary Award (KLA) Ke-9 Tahun 2009 mengumumkan nama-nama penulis puisi dan prosa berikut judul karya yang terpilih dalam 10 Besar KLA 2009.


Kesepuluh besar karya puisi dan penulisnya adalah Kolam (Sapardi Djoko Damono), Akar Berpilin (Gus Tf Sakai), Dongeng Anjing Api (Sindu Putra), Partitur, Sketsa, Potret dan Prosa (Wendoko), Perahu Berlayar Sampai Bintang (Cecep Syamsul Hari), Pastoral Kupu-Kupu (Made Suantha), Telimpuh (Hasan Apsahani), Pemetik Bintang (Soni Farid Maulana), Lagu Cinta Para Pendosa (Zaim Rofiqi), dan Puan Kecubung (Jimmy Maruli Alfian).


Adapun sepuluh besar karya prosa dan penulisnya adalah Meredam Dendam (Gerson Poyk-novel), Sutasoma (Cok Sawitri-novel), Lembata (F Rahadi-novel), Lacrimosa (Dinar Rahayu-kumpulan cerita), Tanah Tabu (Anindita Thayf-novel), Juru Masak (Damhuri Muhammad-kumpulan cerita), Bulan Lebam (Sihar Simatupang-novel), Kidung (M Sobary-novel), Usaha Menjadi Sakti (Gunawan Maryanto-kumpulan cerita), Metropolis (Windi Ramadhina-novel).


Panitia KLA 2009 juga mengumumkan 8 karya pengarang muda berbakat (umur maksimal 30 tahun), yaitu Kartini Nggak Sampai Eropa (Sammaria), Aku Lelah Menjadi Cantik (Koko P. Bhairawa), 9 Matahari (Adenita), Lika Liku Luka (Celinereyssa), Etzhara (Rino Styanto), Pengantin Subuh (Zelfeni), Separuh Bintang (Evline), dan Fortunata (Ria N. Badaria)


Richard Oh, penggagas dan penyelenggara KLA menjelaskan bahwa pengumuman 5 Besar Khatulistiwa Literary Award akan segera dilakukan dalam waktu dekat.


Khusus kategori prosa, karya-karya novel akan dinilai oleh sebuah panel juri yang dipilih oleh penerbit Metropoli D’Asia, salah satu penerbit terbesar di Italia. Kemudian, sebuah hadiah khusus akan diberikan pada malam Anugerah Sastra Khatulistiwa pada 10 November 2009, pukul 19.00, di Plaza Senayan, Jakarta. Richard berharap agar semua penulis hadir dalam malam perayaan sastra Indonesia ini.

"Kepada penulis novel yang karyanya masuk 10 besar kategori prosa, harap mengisi formulir perjanjian dengan Metropoli D’Asia yang sudah dikirimkan. Bila belum menerima formulir tersebut, harap e-mail saya di richoh2007@gmail.com," kata Richard Oh.

Sumber: Kompas.com, 6 Oktober 2009

READ MORE - Sepuluh Besar Penulis Khatulistiwa Literary Award 2009

Daftar Nama Penyair dalam Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010

Rabu, 10 November 2010

Judul: Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010

Editor: Suyitno Ethexs

Kurator: Chamim Kohari-Saiful Bakri-Umi Salama

Desain cover: warung grafis indonesia

Lukisan cover: Joni Ramlan, Mojosari, Mojokerto

Layout: kang madrim

Cetakan pertama: Oktober 2010

ISBN: 978-602-97907-0-2 Tebal: 829 + xxxviii halaman

Penerbit: Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto


1. Achmad Faqih Mahfudz ............................................... 1
Aku Pernah Mengenalmu
Di Pinggir Stasiun Tugu

2. Agit Yogi Subandi ......................................................... 4
Solilokui Hamparan Gurun
Labirin

3. Asyari Muhammad ..................................................... 10
Kekasih, aku gelisah
Lelaki yang menangis

4. Ahmad Adi Munawar .................................................. 13
Rela Kau Pergi
Ungkapan palsu

5. Akhmad Fatoni ........................................................... 16
Perempuan setengah telanjang
Pulang pada waktu

6. Ahmad Kekal Hamdani .............................................. 19
Setelah Kematian Ini
Eksodusa: Ingatan 1965

7. AF. Tuasikal ................................................................. 22
LANTURAN WAKTU
PERTEMUAN ITU

8. Agus Subagyo ............................................................ 29
TARIAN ILALANG MEMANGGILMU
KUTULIS NAMAMU DENGAN PUISI

9. A. Ganjar Sudibyo ...................................................... 33
PUISI ENIGMA : KEMBALI MENUJU NAMA DIRI
KAMI
TENTANG GERIMI

10. Alex R. Nainggolan .................................................... 40
Pada Sebuah Taman
Negeri Tanpa Moyang

11. A. Warits Rovi ............................................................. 45
SEMESTA RASA DARI MEJA MAKAN
NOTASI MATA YANG MEMENJARA

12. Amalia Elvadiani ......................................................... 48
Catatan yang Kucuri dari Senyum Sabitmu
Lewat Tengah Malam : Kenangan mencari jalan pulang

13. Aria Santi ............................................................... 51
MUSIM GUGUR
MATA SANG WAKTU

14. Anugrah Roby Syahputra .......................................... 53
Di Sepanjang Sei Deli
Suatu Petang di Tepi Toba

15. Anshori sapu jagad .................................................... 56
AKU RINDU KAMPUNG
SAJAK KELUAR RUMAH

16. Andiyono .................................................................... 59
Asmara di Ujung Gang
Meraba Malam

17. Andi Magadhon .......................................................... 61
SYAHRIYAR
SAJAK LABA-LABA

18. Andi Gunawan ............................................................ 66
Nisan
Pulang

19. Amin Bashiri ............................................................... 69
JEJAK
PENARI

20. Alizar Tanjung ............................................................. 73
Memilih Hujan
Lagu yang Terpotong di Persimpangan

21. Akhmad Sekhu ........................................................... 77
Kasidah Kota Tua
Sebentuk Sajak Untuk Anakku

22. Akhi Dirman Al-Amin .................................................. 82
ANDAI CINTA BISA BERSUARA
MENCARI PENYAIR BERSAYAP CAHAYA

23. AHMADUN YOSI HERFANDA .................................... 87
NEGERI TANPA TUHAN
SAJAK RINDU BAGI RASUL

24. Agus Budiawan .......................................................... 92
SECANGKIR JELAGA
ELEGI SEBUAH PAGI

25. Ach Syaifullah Saghara .............................................. 95
Mata Sungai
Melaut Lombang

26. Achmad Hamzah Fansuri Basar ................................ 99
Kampung Pelaut
Sungai Kita

27. Alfaizi ......................................................... 102
ziarah warung kopi
perempuan yang menggaris pagi

28. Ady Azzumar ............................................................ 106
Menjual Sajak-Sajak
Surat yang Tersimpan

29. Aji Wibowo ................................................................ 112
Aku TakTahu Kenapa Kau Diam
Kacamata

30. Abd. Kholik ............................................................... 115
DOA DIATAS PURNAMA
KADO BUAT EMAK

31. Arum Fatima ............................................................. 118
Istirah Perburuanmu
Bocah yang Tersesat dalam Jarum Jam

32. Abimardha Kurniawan ............................................. 121
Orang Gila
Suluk Ranting Tua

33. Assyafa Jelata .......................................................... 131
Drama Indonesia
Fragmen Tarian Ilalang

34. Afriyanti .............................................................. 134
Episode terakhir dandelion
MUSIM

35. A'yat Safrana G Khalili ............................................. 136
Secangkir Kopi Pagi
Tentang Ladang

36. Benazir Nafilah......................................................... 139
Rubayyat Cinta
Kita pun Kembali pada Sepi

37. Badai Muth. Siregar (Amdai Yanti Siregar) ............ 142
Purnama Hitam
Balada Ujian Nasional

38. Badrul Munir Chair .................................................. 146
SEPULANG ZIARAH
JIKA TAK LELAP TIDURMU

39. Bandung Mawardi .................................................... 149
Lakon Luka
Ibu Samadi

40. Bahauddin ................................................................ 151
I’TIKAF KABUT
SAJAK SEBATANG CEMARA KERING

41. Bambang Esku ......................................................... 154
meng-arang
sabtu malam

42. Belfin P.S .................................................................. 157
Jakarta Kukenang
Akhir Butir Waktu

43. Bode Riswandi ......................................................... 161
BULAN LUWUNG BATA
BUAT ANNA POLITKOVSKAYA

44. Bayu Gautama .......................................................... 164
Lisong VS Cerutu1
Selamat Pagi Indonesia

45. Iben Nuriska ............................................................. 170
SURAT UNTUK IBU
PADA AKHIRNYA AKU MEMILIH TERPENJARA

46. Budhi Setyawan ....................................................... 177
Serpih Ombak Perjalanan
Kepada Perempuan Bersayap Laut

47. Bontot Sukandar ...................................................... 181
SAAT ADA JUSTRU TAK ADA
mabukku menepi

48. Berto Tukan .............................................................. 184
Buih
Kisah

49. Balok SF ................................................................... 186
Lagu nelayan
Bukan cerita

50. Bambang Kariyawan Ys. .......................................... 189
Kisah Negeri Sejuta Kilah

51. BH. Riyanto .............................................................. 191
Kurasa Gerimis
Mula-mula Mendung Menggumpal

52. Ira Suyitno ................................................................ 195
Penjelajahan Cinta
Dalam Pesona

53. Catur Wahyono ........................................................ 198
Surat Sang Kekasih
Cinta

54. Cut Desy Gitary Sandy ............................................ 201
Suar malam.
Bermain Dingin

55. Christina Eka Setiawati ............................................ 205
TANPA KABAR BINTANG
KUINGIN KATA-KATAKU MENARI

56. Citra Dara Vresti Trisna ........................................... 208
duka tualang
sabana di bilik kamarku

57. Candra Sabrina mustika .......................................... 211
Tampannya seorang koruptor
Idonesiaku

58. Denny Mizhar ........................................................... 214
Ular yang Keluar dari Jubah Zirah
Lubang Ular

59. Dody Yan Masfa........................................................ 216
SAJAK MALAM
BIARKAN AKU TERBANG

60. Dody Kristianto ........................................................ 219
Kidung Para Gelap
Beberapa Rindu Puisi yang Keterlaluan

61. DG Kumarsana ......................................................... 223
RUMAH SAKIT ADALAH SAWAH
CAMAR LINTAS (1)
CAMAR LINTAS (2)
CAMAR LINTAS (3)

62. Dian Hartati............................................................... 230
Di Kawali, Aku Berburu Cahaya
Mata Orang Pesisir

63. Dwi Klik Santosa ...................................................... 236
SEJARAH API DI NEGERI INI
TANGIS SEORANG BADU

64. Daryanto Bended ..................................................... 238
BAYANG
MENJAGA DAN MENJAGA

65. David Mulya .............................................................. 241
SAJAK SECANGKIR KOPI #1
REMBUK RIMBA

66. Dian Hardiana ........................................................... 243
PESAN SEORANG BAPAK
UNTUK ANAK PEREMPUAN YANG KEHILANGAN
HUJAN DI TERMINUS

67. Dony P. Herwanto ..................................................... 246
Abid
Anak-anak Hujan

68. Harisman/ Ari ........................................................... 248
Huruf yang tak tersambung
Batas

69. Dwi Rahayu............................................................... 251
Suamiku
Di Kamar Berpetak

70. Dwi Endah Septyani ................................................. 254
buku biru berdebu
antara aku, pak guru, dan puisi

71. Defy Firman Al Hakim .............................................. 259
Entropy
Masokisme 1

72. Enny Asrinawati ....................................................... 262
PADA SATU WAKTU
SStt…

73. Edy Firmansyah ....................................................... 266
Belajar Menulis Puisi
Elegi Para Pemulung

74. Endi Firmansyah ...................................................... 270
KISAH INI
Mengapa Aku Bingung Memberi Judul???

75. Eki khusnun nadhifah .............................................. 276
Jubah
Merdeka

76. Effendi ......................................................... 279
WIN-WIN SOLUSI
IBU PERTIWI

77. Ekwan N. Wiratno ..................................................... 283
Kotaku
Aku

78. Eva Dwi Kurniawan .................................................. 286
Prasasti
Manuscrip

79. Eko Roesbiantono ................................................... 289
JEJAK DI PESISIR
LUMPUR

80. ERWIN ROZAKI HERMANTO.................................. 293
Kegelisahan
Keindahan yang tak abadi

81. Fiyan .............................................................. 296
Berkurang Satu

91. Fredy Wansyah Putra .............................................. 322
Aku Ingin Dilahirkan Menjadi Puisi
Berita Irigasi

92. Gampang Prawoto ................................................... 327
JONEGORO-JOGJA
L e n t e r a

93. Guruh Sasmito Aji .................................................... 332
SEPI
SAJAK PENDEK UNTUK “R”

94. GUNOTO SAPARIE .................................................. 334
KUTA SENJA HARI
PELABUHAN TANJUNG PERAK

95. Gema Yudha ............................................................. 336
Jembatan
perjalanan dan pertemuan pertemuan yang tak usai

96. Gracia Asri ................................................................ 339
Diterjemahkan dari Memorandum Of Understanding
Meronda

97. Harisman/ Ari ........................................................... 342
Batas
Huruf yang tak tersambung

98. Hasan Nafi’e M. ........................................................ 344
SENTUHAN MALAM
ANGIN

99. Hendriyanto.............................................................. 346
Telaq
Menanti Keberangkatan

100. Hilya ................................................................ 349
Saat Aku Mati
Langkah Cita Kita

111. Idrus Mustofa ........................................................... 384
jumat kita
cerita surga

112. Ifa Avianty ........................................................ 387
Missing You
bayangan

113. Isbedy Stiawan ZS ................................................... 389
Seseorang di Jalan
Anak Palembang, 1
Anak Palembang, 2

114. I Wayan Arthawa ...................................................... 394
AIR TERJUN GITGIT.
LOVINA
GERIMIS MENYISIR MALAM.

115. Irna Tantira ............................................................... 397
Rahasia
Sekarang aku adalah 2 jam yang bersembunyi di rumah
bapak untuk mengenal pemeluk setia.

116. Jefri Putra Arnades .................................................. 401
“SAJAK SEORANG PECUNDANG”
“HILANG”

117. Jumardi Putra ........................................................... 404
Keburu Gelap Menuntun Jalan
Gagal Mengusung Asa

118. KA. Latief ........................................................... 406
SAYEMBARA USAI KEMATIAN
HOMPIMPA TANAH DARAH

119. Kemas Ferri Rahman ............................................... 407
Sebuah Kisah di Kebun Raya
Lelaki Tanpa Tinta

120. Kiky Prasetya .................................................... 413
Rahasia Kata
Di Kotamu

121. KOKO P. BHAIRAWA ............................................... 417
Jeda (petang)
Taplau

122. Kiki Efendi ................................................................ 420
ziarah wujud(2dua)
bulan besar(12duabelas)

123. Kiki Sulistyo ............................................................. 423
Sejarah Perkawinan
Desember

124. Khalil Tirta AngGara ................................................ 426
LEBARAN MUSIM SUNYI
MUARA JALAN PULANG

125. Khairul Umam .......................................................... 430
TENTANG TANYA
ZIARAH MALAM

126. Khoirul Anwar .......................................................... 432
KALA
ENTAHLAH

127. Khoirotul Ula ............................................................ 435
Kitab Suciku
Kedzaliman

128. Lutfi Zaky ............................................................ 437
KEMBANG SIWALAN
DI LEKUK TUBUH MALAM

129. Ld Praja ........................................................... 439
SABIT ARYANI
YANG MENULIS SAJAK

130. Lilik Mudhawamah ................................................... 444
PRAHARA DI ATAS PELANGI
KAU

131. Lukman Hakim AG ................................................... 446
Di Taman Kota
Ketika Kematian Tiba

132. Luqman Tambusi ...................................................... 451
PLURALISME MENGKADO
TRAGEDI PENTAS MALAM

133. Laura Sofa Hanna..................................................... 454
Anugerah Ilusi
Titian

134. Maya Nurhidayati ..................................................... 457
Kuil mimpi
Bumi

135. Marjiin ............................................................. 461
Doa
Di Asap ini,

136. Musyafak Timur Banua ............................................ 464
lemparlah
tanjung penantian

137. Mochammad Asrori.................................................. 467
Lampu Beranda Rumah
Pertemuan Langit

138. Miya Setiyarini.......................................................... 470
Angin Melarangku
TANAH PEMIMPI

139. Matroni el-Moezany ................................................. 473
Negeri Tua
Kisah Negeri Tua dan Negeri Muda

140. Moh. Supraptono ..................................................... 478
RAHASIA MALAM
RAHASIA PAGI

141. Muda Wijaya ............................................................. 481
Ziarah Mata di Lembah Kampung Naga

152. Muhammad Yusuf..................................................... 518
Negeri Semut
“ I Miss Makassar “ and “I Miss you”

153. Mutia Ayu Intan Sari ................................................ 523
RAPUH
MENANTI

154. MOH JUHDI .............................................................. 525
Reruncing Mutiara
Nasehat Dari Seperempat Malam

155. Moh. Maman Saifurrohman ..................................... 528
Mahkota Perawan
Uang

156. Muh. Husen Arifin .................................................... 531
Di Malam Purnama
Sepasang Doa yang Tersisa

157. Mimin Hari Wahyuni ................................................. 535
Tanaman Hati
Bencong
Wajah Teduh

158. Mas Chikmatul Azimah ............................................ 538
DI SEKITAR KITA
LANGIT MALAM

159. Marsus Ala Utsman ................................................ 541
Seorang Penyair Bermesraan dengan Patung
Ketika Waktu Sudah Mati

160. MAWARDI................................................................. 544
Di Sakunya, Aku Temukan Puntung Rembulan
Sajak yang Diambil

161. Masduri AS ............................................................... 548
LANTAS
Aktor Ba’adl Minal Kull

162. May Moon Nasution ................................................. 552
Balada di Malam Kelam
Memeram dendam dalam gumam

163. M. Muhlash mr.......................................................... 556
Akulah Si Pencuri Itu
Qosidah Cinta

165. MAHENDRA.............................................................. 559
PANORAMA KITAB KELAHIRAN:
ANATOMI GELEMBUNG UDARA

166. Niduparas Erlang ..................................................... 562
Maut Seperih Senja di Laut Lontar
Tensi di Bawah Kupu-kupu

167. Nugraha Umur Kayu ................................................ 566
Rindu Pohon pada Musim

168. Nur Hesti Wulandari ................................................ 570
Lukisan = ‘plagiat’
Langkahnya – melangkahi

169. Nur Hayati Kartini..................................................... 572
Siluet malam
Monolog Rindu

170. Nurfitri ........................................................... 576
CETAK BIRUKU
KRISTAL HATIKU

171. Nur Endah Puji Lestari ............................................ 580
SEGALA CINTA YANG BISING
MAUT

172. Nurul Asmayani ........................................................ 582
Luka
Lirih Rindu

173. Purwanto .................................................................. 586
Kisah
Bersandar

174. Putri Narita Pangestuti ............................................ 589
ULAR-ULAR GILA
ROH ALAM

175. Puput Amiranti N ...................................................... 594
BERPIKIR TIADA
KUBURAN LAUT

176. Purnomo AM ............................................................ 599
SALAM BUAT KORUPTOR
APA YANG KAU CARI

177. Pribadi Anggrek ....................................................... 602
MAK (2)
KITA MELEBUR SENDIRI-SENDIRI

178. Pinasthi De-Em ........................................................ 605
Kabar yang Terbakar
Romansa Kepulangan
KITA MELEBUR SENDIRI-SENDIRI

179. Pringadi Abdi Surya ................................................. 609
Malam Kereta
TERATAI

180. RaZy Bintang Argian ................................................ 612
Untuk Sebuah Nama
Sunyi Menyanyi

181. Rahmat Heldy HS..................................................... 615
Di Karanghantu
Di Langit Bulan Setengah Purnama

182. Rahmat Zainudin ...................................................... 618
Madura
Buah Hatiku

183. Adalah Rahmat Fajar ................................................ 621
KOPIKU MENETES DILENBARAN BUKU
IFTITAH LAUT

184. Redi Irwansyah (Taya) ............................................. 624
SEORANG IBUKU: KUDAP LAH CINTA
[2] episode : kanak-kanak

185. Refila Yusra .............................................................. 627
Bukan karna senja aku menangis
Nostalgia Pagi

186. Restu Ashari Putra................................................... 629
dengan tangan mungilmu itu
emak menanti ujang datang berdendang

187. Ria Anisatus Sholihah.............................................. 632
Tidak jadi beku
HARI BIASA SAJA

188. Rangga Umara.......................................................... 635
Bocah Kecil Membatik Langit
Kisah Clurit Sakti dan si Anak Bulan

189. Roi Martin ................................................................. 639
Penipu Renta
Pipi Merah Itu Merah

190. Rozi Kembara .......................................................... 643
PENGGALI KUBUR
KEMUDIAN KEHILANGAN BEGITU SETIA

191. Rian Ibayana........................................................ 646
MUSEUM
MENYIMPUL SENYUM

192. Rosmina Kardo ........................................................ 649
Pengamen Jalanan
Dunia Wanita

193. Rini Febriani ............................................................. 652
Membelah Hujan
Di Samping Alang-Alang

194. Rio Fitra SY........................................................... 654
Lubuk ikan
Pertarungan

195. Rafiqi Kalaras ....................................................... 657
JALAN YANG PATAH, DI TIKUNGAN
PADA KENANGAN KE-25

196. RB. Abd. Gani ....................................................... 660
Sajak absurd untuk negri
12 Tangga

197. Reza................................................................ 664
Sketsa Lilin
goresan dawai

198. R. Timur Budi Raja ................................................... 667
DARI PINTU RUMAH DUKA
NYANYIAN BURAM

199. Ria Mustika Fasha .................................................... 671
Surat CInta Yang biasa (dalam Pencarian Jalan Pulang)
Membaca Biografi Kartini

200. Riri Elmita ......................................................... 674
Metamorfoself
Aku ingin

201. Royyan Julian ....................................................... 678
Elegi Dewata Cengkar
Carok

202. Salis Susmiati ....................................................... 681
mai
aku mendengar hawa dan maria saling bertegur sapa

203. Saiful Amin Ghofur .................................................. 684
PULAU CAHAYA
HUJAN AIRMATA

204. Salbiyatun ..................................................... 688
LAKI-LAKI DI TROTOAR SUNYI
PEREMPUANKU PERON TERMINAL

205. Sari rosmawati..................................................... 691
Cermin
Sebongkah Asa

206. Sigit.................................................................. 694
CERITA PAGI
CINTA
TUHAN, KAU DI MANA?

207. Subaidi Pratama ....................................................... 698
PENGUNGSI
SEHABIS BATAS MUSIM

208. Suhairi ............................................................. 701
PEREMPUAN NETER KOLENANG*
DI BAWAH MUSHHAF

209. Setiyo Bardono ........................................................ 705
Sekeranjang Dahak di Bantaran Peron
Tertidur Lelap di Gelap Gerbong

210. S Sopian ............................................................ 708
Pakailah Sandal Kecilmu
Tidurlah yang Lelap Dalam Mimpi

211. Maryam Zakaria ........................................................ 710
Menemuimu cinta…
Bidadari sunyi bersayap biru

212. SUNLIE THOMAS ALEXANDER .............................. 713
LANSKAP LELUHUR
DAHLIA

213. Setia Naka Andrian .................................................. 719
jika kelak ada petang di pagi hari
filsafat kerudung ibu

214. Sosiawan Leak ......................................................... 723
LARI DARI KEKERASAN
KAULAH KEKALAHAN TERBARU

215. Suguh Kurniawan..................................................... 729
MEI 98 (2)
MOGA SAJA BUKAN KAU

216. Syah Azis Perangin Angin ....................................... 732
Sang Pemimpi(N)
Kapalku Jangan Tenggelam

217. Zaenal Faudin ...................................................... 735
CINCIN KAKEK TUA
Bukan Mawar

218. S. Ihanes Maheswara Malaka .................................. 738
Salib Petang di Ranjang Mimpi
Tentang Empat Ribu Nama Tuhan

219. Thoni Mukharrom IA. ............................................... 741
Bayangan cinta
Bunga Setengah Jalan

220. Ummu Syahidah Abd.Rahman Badar...................... 744
Wujud Tak Berwujud
BALADA GURU PURNAMA MUDA

221. Uni Sagena (Unis).................................................... 747
Antagonistik Cinta
Jangan biarkan luka itu pulih

222. Vita Priyambada ....................................................... 750
Dunia dan akhirat
Insomnia

223. Viddy AD Daery ........................................................ 753

KUALA LUMPUR-HULU LANGAT, KAJANG
MENGAJI MARQUEZ DI RUMAH GAPENA

224. W. Haryanto .............................................................. 756
KERTAJAYA TENGGELAM
STASIUN GARUM

225. Wahid Ibrahim .......................................................... 759
PEMBAKARAN
PAHLAWAN SEHARI

226. Wayan Sunarta ......................................................... 761
Singa Bersayap Api
Menyebrangi Selat Sunda

227. Widyanuari Eko Putra .............................................. 776
Bus ini melaju seakan tak ingin sampai
pertemuan simpang tiga

228. Wahyu Choerul Cahyadi .......................................... 779
Dongeng
Fa’

229. Watsiqatul Azizah..................................................... 783
SEUSAI JALAN-JALAN SORE DI SALJU MUSIM
DINGIN
TAK SAMPAI

230. Yosi Muhaemin ......................................................... 787
Ledakan
Surat Bagi Negeri

231. Yudhi Andoni ............................................................ 791
Sajak Masa (I)
Sajak Air Mata

232. Yadi Cahyadi ............................................................. 794
Keagungan Cinta
Tumbuhi Aku dengan Cinta

233. Yudi Joyokusumo ( MNS.Wahyudi ) ....................... 796
SURYA MAJAPAHIT
PURNAMA SETENGAH TIANG

234. Yuswan Taufiq ........................................................... 799
PESAN GALAU
KETUKAN DAUN-DAUN

235. Yuka Fainka Putra..................................................... 802
Penyair Berebut Laut dengan Nelayan
Hidup Tak Seserius Yang Aku Kira.

236. Yoyong Amilin .......................................................... 805
Jantung

ode seorang essais

237. Zulfan Reflyano ........................................................ 809
Trowulan Bersenandung

238. Zulkifli Songyanan ................................................... 811
ELEGI
PADA SEBUAH JAM TUA

239. Zinda Ruud Purnama ............................................... 813
Hujan Sore Hari
Jalan Panjang Dalam Dongeng Tengah Malam

240. Zein Arfiarrahman .................................................... 817
Di Pemakaman
Pelayat Sunyi

241. Zawawi ................................................................ 820
RANGGALAWEKU MABOK
MENUGAL LADANG KERONTANG

242. Zammil Rosi.............................................................. 824
Surat Buat Malam Yang Sempurna
Apakah Aku Yang Salah Mengisi Batrenya?

243. Zahra Nurazizah ....................................................... 827
Maya
Tak Memiliki
READ MORE - Daftar Nama Penyair dalam Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010

Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010

cover buku Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010, Memuat karya puisi dari 243 penyair seluruh Indonesia



Pada tanggal 23 Oktober 2010 pukul 19.00 wib telah diadakan peluncuran buku antologi puisi dalam rangkaian Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010 bertempat di gapura Wringin Lawang, desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Buku ini memuat karya dari 243 penyair seluruh Indonesia. Alhamdulillah ada 2 (dua) karya puisi saya yang masuk di antologi ini.

Judul: Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010
Editor: Suyitno Ethexs
Kurator: Chamim Kohari-Saiful Bakri-Umi Salama
Desain cover: warung grafis indonesia
Lukisan cover: Joni Ramlan, Mojosari, Mojokerto
Layout: kang madrim
Cetakan pertama:Oktober 2010
ISBN: 978-602-97907-0-2
Tebal: 829 + xxxviii halaman
Penerbit: Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto Jl. Jayanegara 4 Kabupaten Mojokerto 61361

email : dewankeseniankabmojokerto@gmail.com, Hak cipta ada pada masing-masing penulis
Berikut catatan kurator:

PUISI DI GAPURA CANDI WRINGIN LAWANG

Sebuah Pengantar

“Ia tidak menulis untuk dibaca tetapi untuk didengar; nia tidak menghidangkan teka-teki, tetapi menulis untuk dimengerti” ( A. Teeuw ).

“Pikiran merubah kapas menjadi kain emas dan merubah batu menjadi cermin terang, namun penyair dengan pesona sajak yang dilakukan memerah minuman bermadu dari sengat kehidupan”
(Iqbal, Tulip dari Sinai)

”Penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang dungu. Tidakkah kau lihat mereka menenggelamkan diri dalam sembarang lembah hayalan dan kata, dan mereka suka mengujarkan apa yang tak mereka kerjakan kecuali mereka yang beriman, beramal baik, banyak mengingat dan menyebut Allah dan melakukan pembelaan ketika dizalimi”. (Terjemahan QS. Asysyu’araa: 224-227)

Sungguh, kami harus tahu diri, dan kami mencoba meyakinkan bahwa tugas kurator yang hendak diamanatkan kepada kami sebenarnya salah alamat, dan kami menyodorkan beberapa nama yang layak mengemban tugas itu, tetapi ditolak dengan alasan bahwa nama-nama yang dimaksud memang layak, tetapi dianggap tidak “steeril” dari virus-virus “Primodialisme komunitas” yang justru akan menjadi “beban” bagi niat baik diselenggarakannya “Festival Bulan Purnama Majapahit”, memang selama ini jarang ada yang berani menerbitkan antologi puisi atau cerpen di luar “klik”nya.

Tugas kurator itu akhirnya tetap diamanatkan kepada kami yang “wong ndeso” yang dianggap belum terkontaminasi oleh “primordialisme komunitas” dan hirukpikuk sastra di media massa. Terus terang dengan “tergagap-gagap” kami terima amanat itu, dan betul setelah kami baca karya-karya sastra yang telah dikirim, dan kami buka lembaran-lembaran kertas yang menumpuk sekitar 7 rim, yang di dalamnya masih campur antara karya puisi dan karya cerpen, ternyata terdapat banyak nama-nama “beken” yang sudah terkenal di jagad sastra Indonesia, nyali kami menjadi semakin “mungkret”, tetapi dengan kesabaran dan keberanian yang diberani-beranikan, kami terus membenamkan diri dalam kubangan puisi-puisi dan cerpen-cerpen, ternyata semakin dalam kami menyelam semakin asyik.

Membaca puisi dan cerpen yang bertebaran dan yang hendak dikumpulkan dalam Antologi Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, sungguh sangat mendebarkan, kami semacam menapaki “Cahaya Tajalli” yang berjajar panjang penuh pesona, kami betul-betul diajak melayari aneka pelangi warna-warni keindahan Nusantara. Dari “puisi terang” sampai “puisi gelap”. Dari penyair yang sudah terkenal seperti Ahmadun Yosi Herfanda, sampai yang baru muncul seperti Mas Hikmatul Azimah yang lulusan setingkat Kejar Paket B, mereka semua berusaha menyuguhkan karya-karyanya yang terbaik, mereka telah “ijtihad” untuk melahirkan karya-karyanya dengan mempertaruhkan seluruh jiwa dan raganya kedalam “bentuk” dan “isi” puisi, tentu dengan caranya sendiri-sendiri. Meski sangat heterogin tetapi belum ada yang ingin “merusak” konvensi bahasa, dan ia juga tidak beranjak lebih jauh, tak ada keinginan dari para penyair itu untuk menyimpang, sebagaimana disinyalir oleh Cassier, yang pada umumnya menimpa para seniman. Mereka para penyair yang mengirimkan karya-karyanya belum ada yang berani menggunakan hak “licentia poetica” nya.

Berbeda dengan Chairil Anwar, atau setidak-tidaknya Sutardji Calzoum Bachri yang berani menentukan dan membuat jalannya sendiri, sehingga ia layak dijadikan pemimpin madzhab perpuisian di Indonesia, meski kami yakin suatu saat kelak akan lahir mujaddid (pembaharu) perpuisian di Indonesia. Kami berharap dari Gapura Wringin Lawang, Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini mampu membuka pintu cakrawala sastra Indonesia, hingga melahirkan sastrawan-sastrawan terbaik Indonesia, walau pun Budi Darma menyatakan “Angkatan dalam sastra tidak semata-mata ditentukan oleh kekuatan dalam sastra itu sendiri. Suatu angkatan dalam sastra dapat ada, apa bila ada gejolak yang bersambung-gayung dengan dunia pemikiran”

Secara sederhana, menulis puisi itu mudah, apa bila hal itu dilihat dari persoalan teknis yang bisa dipelajari dan dilakukan oleh siapa pun. Menurut Afrizal Malna “apa sulitnya menulis puisi, tetapi menjadi seorang penyair seringkali lahir dari konstruksi kondisi-kondisi tertentu. Penghormatan terhadap puisi dan penyair justru berlangsung dalam ketegangan-ketegangan ini, karena itu tidak semua orang bisa menjadi penyair”.

Antologi Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, sengaja memberi ruang kepada siapa pun yang intens menulis karya sastra, sebuah ruang yang sangat luas untuk mereka-mereka yang sudah “tercemar” mau pun yang “terhambat” atau bahkan yang “terlempar” dari mass media, komunitas-komunitas, dan klik-klik sastra tertentu. Dan biarlah karya-karya puisi yang ada dalam Antologi Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, hidup bebas berdiri dan berbicara sendiri dengan eksistensi dan esensinya masing-masing. Sebagai kurator kami tidak ingin menghakimi. Para penyair dan puisi-puisinya yang lolos masuk dalam Antologi Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, semoga tidak hanya “kebetulan” atau hanya sekedar “numpang beken”, atau sekedar latah biar disebut penyair. Dan kami tidak ingin menggurui, sebab hidup adalah pilihan-pilihan nurani, yang demi kehormatan harus diseriusi, bila tidak, maka cap “pecundang” akan menempel terus dan menjadi bayang-bayang yang dapat menghantui di setiap langkahnya. Penyair romantik John Keats (1795-1821) mengatakan “Sebab utama kegagalan seniman, baik dalam menggarap obyek umum maupun obyek yang sudah dikenal identitas keindahannya adalah karena kurangnya intensitas pada diri senimannya”.

Harga diri dan eksistensi penyair terdapat pada karya dan kecintaannya terhadap apa yang digelutinya, tetapi kata D. Zawai Imron “Banyak penyair yang pada akhirnya tidak setia dengan kepenyairannya. Semula menggebu-gebu menulis puisi namun dengan mudahnya meninggalkan puisi begitu saja”

Dari Gapura Candi Wringin Lawang Trowulan Mojokerto, kami dan masyarakat sastra menggantungkan harapan, semoga Antologi Cerpen Festifal Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, mampu membuka pintu cakrawala sastra Indonesia, meskipun kami sadar bahwa hal itu seperti mimpi, tidak mudah dan memerlukan kerja besar dari semua pihak.

Akhirnya, dari 1.524 judul puisi yang dikirimkan oleh 310 penyair, hanya 620 judul puisi yang dinyatakan lolos dan dapat ditampilkan di Antologi Puisi Festifal Bulan Purnama Majapahit tahun 2010 ini, dan selebihnya yang 1.214 judul puisi dinyatakan tidak lolos, bukan karena tidak baik, tetapi hanya persoalan keterbatasan tempat saja.

Dengan ketulusan dan kerendahan hati, kami mohon maaf atas keterbatasan kami, kami yakin tiada gading yang tak retak, karena itu tegur sapa dan sumbang saran dari semua pihak sangat diharapkan.

Sekian. Semoga bermanfaat.

Mojokerto, 20 Oktober 2010

Kurator, (1. Chamim Kohari , 2. Umi Salama, 3. Saiful Bakri)
READ MORE - Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010

BISKOM Edisi Oktober 2010

Selasa, 09 November 2010


Majalah BISKOM kali ini menampilkan Executive Director TAITRA, Elina Hui-Ling Lee (Terima kasih kepada TAITRA yang turut mendukung Majalah BISKOM).

Dalam kesempatan ini, kami sekaligus menawarkan kepada seluruh pembaca untuk bekerjasama saling menguntungkan dengan Majalah BISKOM, baik berupa pengiriman artikel TI, mengadakan seminar, workshop dan pameran serta kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan dunia TI.

Topik menarik Majalah BISKOM Edisi Oktober 2010 diantaranya:

• COVER STORY: Executive Director TAITRA, Elina Hui-Ling Lee: Indonesia, Negara Penting Untuk Investasi

• FIGURE:
- Eko Fajar Nurprasetyo, Pakar Chipset Indonesia: Indonesia Mampu Produksi Chip Sendiri
- Bambang Setiadi, Kepala Badan Standardisasi Nasional: Standar Mutu Tingkatkan Daya Saing
- Asep Karsidi, Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal): Penting, Akurasi Informasi Geospasial

• HEADLINE:
- Indonesia-Taiwan Perkuat TI

• FOCUS:
- Belajar e-KTP Ke Jembrana
- Film Facebook, Sebuah Ide dan Fenomena Berawal Dari TI
- Antara Internet, Kepuasan Batin, dan Kesejahteraan

• BROWSING:
- Microsoft Ramal Era Blu-Ray Akan Berakhir
- Acer Bertekad Kalahkan HP
- Tegra Rancang Prosesor Untuk Cloud Computing
- Lenovo Ciptakan Konsol Game

• INSPIRATION:
- Prakoso Bhairawa Putera: Belajar Sukses E-Learning dari Negara Tetangga (2)
- Bob Julius Onggo: Mengenal Extended Producer Responsibility
- Sutiono Gunadi: Mengenal Extended Producer Responsibility
- Ika Mardiah: Jalan Terjal Menuju LPSE

• REVIEW & CELLULAR:
- Pendrive Click Co
- Kingston Datatraveler Ultimate
- Genius Kids Designer
- Canon Powershot SX Series
- Nikon D7000

Dapatkan Majalah BISKOM di Toko Buku Gramedia dan Gunung Agung atau berlangganan melalui Bagian Sirkulasi Majalah BISKOM. Untuk review, ujicoba, update harga produk dan kegiatan perusahaan Anda, hubungi redaksi[at]biskom.web.id

Majalah BISKOM, bisa Anda dapatkan juga di :
• BUANA KOMPUTER (untuk wilayah Jawa Tengah)
Komp.Perkantoran X Donan No. 45 – CILACAP, Telp. 0282 – 535592
• ATM COM SOLO
Ruko Centre Point Blok A3, Jl. Selamet Riyadi No.373 SOLO, Telp. 0271-7655020 – 22
• ATLANTIS COMPUTAINMENT (untuk wilayah Jawa Timur)
Jl. Nginden Intan Utara A10, No.8 – SURABAYA, Telp. 031 – 5964102
• 1st VENUS (untuk wilayah Makassar)
MTC Karebosi Lt. 2, Blok D1-D6 – MAKASSAR, Telp. 0411-350173
• MASTERDATA BALI (untuk wilayah Bali)
Kompleks Sudirman Agung, Blok B No. 29 – DENPASAR, Telp. 0361-241051
READ MORE - BISKOM Edisi Oktober 2010

Satu Hari Jelang 8 November 2010

Minggu, 07 November 2010

kebersamaan di waktu sekarang,..

Apa istimewah tanggal 8 November 2010,..?

Mungkin pertanyaan pertama inilah yang hinggap ketika membaca posting
blog koko,..Ehm,.sebenarnya judul ini hanya menjadi penggambaran semua curahan pikir dan perasaan yang ko tulis di tanggal 7 November 2010. Namun, jika ingin dicarikan alasan-alasan maka ko dapat sampaikan bahwa tanggal 8 disetiap bulannya adalah tanggal penanda akan sebuah janji
dan kebiasaan yang acap kali ko lakukan bersama Amelya Gustina, sekedar memberi kado ataupun mengirimkan ucapan selamat.

Ada apa ditanggal 8 di tiap bulan?


Siapa Amelya Gustina?


tradisi tanggal 8 di tiap bulan berawal dari tanggal jadian yang menjadi bagian dari perjalanan koko dan amel, kami memilih tanggal 8 Agustus 2006 sebagai tanggal jadian. Maka setiap tanggal 8 di tiap bulan berjalan selalu berusaha memberikan sesuatu. Dahulu ketika semasa di Palembang, ko berusaha mengirimkan coklat, ataupun hadiah kacil yang saat itu terasa menyenangkan,..heeee,..heee,. Sekarang??? Mungkin tetap sama tetapi dengan cara berbeda.

Amelya Gustina,.yah,.ia sosok perempuan yang kuat, tegas, dan sanggup membuatku melewati setiap permasalahan yang ada. Amel menjadikan sumber kekuatan dan alasan untuk terus berjuang. Walaupun, ko pernah tidak setia, berkhianat dan ia selalu punya cara untuk mengembalikan ko pada jalur.

Kehidupan memang tidak selalu berjalan mulus, selalu ada kerikil bahkan batu karang yang berusaha menghadang. Klasiknya permasalahan timbul dan tenggelam..Namun, karena kesalahan dan ketidak dewasaan seorang koko menjadi mimpi dan harapan hancur,..(baca posting sebelumnya). Hidup adalah perjuang kata-kata,..begitulah kata salah seorang penyair kenamaan negri ini. Maka, ketika kata tak lagi menjadi kekuatan hanya hati yang siap menguatkan.

Hari ini secara sadar, ko berusaha untuk menjadikan semua yang keliru kembali pada jalannya. Menjadikan diri lebih memahami keadaan dan berbuat secara rasional adalah utama, dia mengajarkan banyak hal untuk tetap bisa bertahan. Berjuang untuk kembali pada jalan yang sebenarnya adalah kewajiban untuk terus menjadi baik.

Hidup saat ini menjadi penopang masa depan dengan segala cita yang optimis dan realis. Keinginan ko untuk terus membuktikan bahwa ko masih bisa berjuang dan mampu membuat mel tersenyum merupakan syarat untuk bisa berjalan bersamanya dalam kehidupan rumah tangga.

Satu Kata, Satu Perbuatan dan Satu Hati,
Ko berjuang untuk Mel,..dan kehidupan kita,...
READ MORE - Satu Hari Jelang 8 November 2010

PRESENTASI SEMINAR NASIONAL

Kamis, 04 November 2010

READ MORE - PRESENTASI SEMINAR NASIONAL

 
 
 

BERGABUNG DENGAN BLOG INI

PENJAGA LAMAN

Foto Saya
prakoso bhairawa
Lahir di Tanjung Pandan (pulau Belitung), 11 Mei 1984. Ia memiliki nama pena KOKO P. BHAIRAWA. Duta Bahasa tingkat Nasional (2006) ini kerap menulis di berbagai media cetak Nasional dan Daerah. Buku-bukunya: Megat Merai Kandis (2005), La Runduma (2005), Ode Kampung (2006), Uda Ganteng No 13 (2006), Menggapai Cahaya (2006), Aisyah di Balik Tirai Jendela (2006), Teen World: Ortu Kenapa Sih? (2006). Asal Mula Bukit Batu Bekuray (2007), Medan Puisi (2007), 142 Penyair Menuju Bulan (2007), Ronas dan Telur Emas (2008), Tanah Pilih (2008), Putri Bunga Melur (2008), Aku Lelah Menjadi Cantik (2009), Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), Cerita Rakyat dari Palembang (2009), Wajah Deportan (2009), Pendekar Bujang Senaya (2010), Ayo Ngeblog: Cara Praktis jadi Blogger (2010), dan Membaca dan Memahami Cerpen (2010). Tahun 2009 menjadi Nominator Penulis Muda Berbakat – Khatulistiwa Literary Award. Saat ini tercatat sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Beralamat di koko_p_bhairawa@yahoo.co.id, atau di prak001@lipi.go.id
Lihat profil lengkapku