SUDAH PINDAH RUMAH -> ADA KOKO

Majalah BISKOM Edisi Januari 2009

Jumat, 16 Januari 2009


Cover Majalah BISKOM kali ini menampilkan Direktur TI PT Telkom, Indra Utoyo (Terima kasih kepada PT Telkom yang turut mendukung Majalah BISKOM).

Dalam kesempatan ini, kami sekaligus menawarkan kepada seluruh pembaca untuk bekerjasama saling menguntungkan dengan Majalah BISKOM, baik berupa pengiriman artikel TI, mengadakan seminar, workshop dan pameran serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan dunia TI.


Topik menarik Majalah BISKOM Edisi Januari 2009 diantaranya:

• COVER STORY: Indra Utoyo, Direktur TI PT Telkom, “MIKTI Menciptakan Kekuatan Dari Komunitas Kreatif.”


• FIGURE:

  • Manager Communication Services XL, Harry D Jusana, “CSR XL Fokus Pada Pendidikan”
  • Kepala Bapeten, As Natio Lasman, “Bapeten Terapkan Pelayanan Prima”
  • Presdir PT. Telesindo Shop, Hengky Setiawan, “2009, Tahun Perluasan 800 Gerai”


• HEADLINE: Mari Ber-CSR!


• FOCUS:

  • CSR Harus Membina Kemandirian Bangsa
  • Tuntutan dan Peluang CSR
  • 10 Prediksi IDC di Pasar TI 2009
  • Pemerintah Jabar Dorong Investasi TI Desa
  • Memaksimalkan Service Provider
  • Teknologi Atasi Kemiskinan Pedesaan
  • Industri Musik Rambah Dunia Digital


• SNAP:

  • ICI: Menuju Ekonomi Kreatif Dengan Budaya Kreatif
  • Lintasarta Fokuskan CSR ke Pendidikan
  • Microsoft Tawarkan Bantuan ISV
  • Gubernur Jambi Dorong Penerapan Teknologi
  • XL Luncurkan XL Sukses
  • IM2 Punya Toko Musik Online
  • Aveloc GPS Deteksi Koordinat
  • Masyarakat TIK Bentuk MIKTI
  • Indosat dan Telkom Raih IT Inspiration Award
  • Tiket Online KA Diluncurkan
  • Pameran TI di Mal Ambarukmo
  • SD di Cimahi Jadi Model Pengembangan Sekolah TI
  • Sun Kenalkan JavaFX1.0
  • XL Launching Bandung Network Building


• INSPIRATION:

  • Ronny Wuisan: Kebebasan Pers dan Pencemaran Nama Baik
  • Cicilia Lusiani: Promosi Wisata Lewat Dunia Maya
  • Dirgayuza Setiawan: Rest In Peace: Macworld Expo
  • Bob Julius Onggo: Generasi Maya
  • Bambang Dwi Anggono: Matriks Data e-Government
  • Muhamad Jafar Elly: Mencermati Perkembangan Generasi Keempat
  • Prakoso Bhairawa Putera S.: Langkah Percepatan Iptek
  • Kemal Prihatman: Kebutuhan Standar Dokumen Bagi Pemerintah
  • Engkos Koswara, Idwan Suardi, Kemal Prihatman: Digitalisasi Perlindungan Dokumen Pemerintah


• REVIEW & CELLULAR:

  • Canon IXUS 870 IS
  • Panasonic CF-52
  • Zotac Nitro
  • Kingston OX DataTraveler
  • Sony Ericsson W302
  • Samsung Innov8
  • LG KC550
  • HTC Touch HD


Dapatkan Majalah BISKOM di Toko Buku Gramedia dan Gunung Agung atau berlangganan melalui Bagian Sirkulasi Majalah BISKOM. Untuk review, ujicoba, update harga produk dan kegiatan perusahaan Anda, hubungi redaksi[at]biskom.web.id

READ MORE - Majalah BISKOM Edisi Januari 2009

Mampu di Laut Kita Jaya

Oleh Prakoso Bhairawa Putera

Sejalan dengan kedaulatan wilayah laut, tidak dapat dimungkiri bahwa letak geografis perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di antara dua benua (Asia-Australia) dan dua samudra (Pasifik-Hindia) serta merupakan penghubung Blok Barat (Eropa) dan Blok Timur (Asia), menjadikan perairan Nusantara banyak dilintasi kapal asing sejak dahulu kala.

Letaknya yang di tengah-tengah daerah katulistiwa memungkinkan segala jenis ikan dan biota laut hidup dan berkembang biak dengan cepat. Hal ini mengundang para nelayan asing berburu sumber daya alam laut (SDL) secara liar (illegal fishing) karena otoritas, pengamanan, dan pemberdayaan SDL kita sangat lemah.

Kondisi akibat kelemahan tersebut begitu tampak terlihat. Perairan lepas kita benar-benar hamparan biru, lengang, sunyi, dan tidak ada aktivitas. Komunitas nelayan Indonesia yang jumlahnya kurang dari 5 persen penduduk Indonesia hanyalah para nelayan tradisional. Nelayan profesional yang memiliki kapal dan sarana pengolahan tangkapan yang modern jumlahnya sangat terbatas (tidak lebih dari 10 persen saja). Keadaan seperti ini sudah barang tentu mengundang perhatian nelayan asing, yang cenderung lebih profesional dan modern secara peralatan penangkapan, untuk datang merampas kekayaan ikan laut kita.

Berdasarkan perkiraan, dari kasus nelayan asing yang ditangkap dan hasil pendeteksian dari data citra satelit, lebih dari Rp 20 triliun/tahun nilai kerugian kita akibat illegal fishing ini.

Selengkapnya,...(Suara Karya, 16 Januari 2009)

READ MORE - Mampu di Laut Kita Jaya

2009 Kebangkitan Pemimpin Muda

Kamis, 15 Januari 2009

Prakoso Bhairawa Putera - detikPemilu

Jakarta - Suhu politik di negeri ini pun semakin memanas. Jika boleh mengatakan bahwa sejak Republik Indonesia berproses sebagai suatu bangsa, sejak awal keberadaan bangsa ini, orang-orang muda memberi andil yang besar.

Organisasi-organisasi kedaerahan yang dibentuk dan digagas tak lain oleh para pemuda, hingga puncaknya melahirkan Sumpah Pemuda. Tetapi setelah tahun berganti masih adakah semangat yang begitu optimis untuk memerdekaan diri dari 'kungkungan penjajah’.

Selengkapnya,..(di detikPemilu)
READ MORE - 2009 Kebangkitan Pemimpin Muda

PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA KARYA TULIS ILMIAH HARI DHARMA SAMUDERA TAHUN 2009

Senin, 12 Januari 2009

Dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera tahun 2009, Dinas Penerangan TNI AL (Dispenal) telah menyelenggarakan kegiatan Lomba Karya Tulis (LKT). LKT bertujuan untuk meningkatkan minat membaca dan menulis di kalangan Keluarga Besar TNI Angkatan Laut dan masyarakat umum. Lomba ini diikuti oleh 121 peserta, yang terdiri atas peserta dari kalangan anggota TNI AL beserta keluarga dan dari umum (mahasiswa/pelajar/umum).

Setelah melalui proses penjurian dan penilaian dapat ditentukan 6 peserta terbaik dari TNI AL dan 6 peserta terbaik dari umum. Adapun peserta terbaik dari TNI AL, adalah:


  1. Mayor Laut (KH) Ir Muhammad Binsar, MM NRP 11197/P, pamen Diskumal dengan karyanya “Paradigma Era Baru Abad Millenium Teknologi Cybernet dan Cyberwar, Force Net dgn Strategik C51SR pd SSAT”, sebagai pemenang pertama (I) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 3.000.000, 00 (tiga juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  2. Mayor Laut (S) Yohanis Bassang, SE., M.Si NRP 11309/P, pamen Spamal dengan karyanya “Optimalisasi Pengamanan Selat Malaka Guna Mewujudkan Keamanan Di Asia Tenggara”, sebagai pemenang kedua (II) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  3. Mayor Laut (P) Teguh Prasetya NRP 12632/P, pamen Satfib Koarmabar dengan karyanya “Upaya Strategi Pertahanan Negara Dalam Menyikapi Sengketa Negeri Serumpun”, sebagai pemenang ketiga (III) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  4. Mayor Laut (KH) Martinus DAW, SS,SH,MAP NRP 11795/P, pamen Puspenerbal dengan karyanya “Kampungku Bajo Di Atas Karang Laut”, sebagai pemenang keempat (IV) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 700.00,00 (tujuh ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.
  5. Sertu Mar M Syafrudin NRP 70979, Ba Dispen Kormar dengan karyanya “Upaya Pencegahan Kasus XXX Di Lingkungan TNI AL”, sebagai pemenang kelima (V) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 600.000 (enam ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaa
  6. Kapten Laut (P) Pendi Silalahi NRP 12874/P, Pama Satban Koarmabar dengan karyanya “Membangun Sistem Pertahanan Keamanan Negara Di Bidang Maritim Dengan Image Building”, sebagai pemenang keenam (VI) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.
Sementara untuk Kategori Umum, pemenangnya:
  1. Muhyin mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dengan karyanya “Penerapan Moving Antena Berbasis Propagasi Sinyal Bagi Kapal Perikanan Guna Menjaga Kekayaan Laut Di Wilayah Perairan Indonesia”, sebagai pemenang pertama (I) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  2. Amelya Gustina Jl Mr Asaat No 50 A Bukittinggi Sumbar, dengan karyanya “Pemberantasan IUU (Illegal, Unreported and Regulated) Fishing”, sebagai pemenang kedua (II) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  3. Florence E S Silalahi dan Muh Iftahul Jannah mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dengan karyanya “Konsep Pengawasan Pulau Terluar Melalui Teknologi Spasial Sebagai Solusi Masalah Kemaritiman Di Indonesia”, sebagai pemenang ketiga (III) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  4. Pande Ayu Naya Kasih Permatananda mahasiswa Universitas Udayana Bali, dengan karyanya “Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam Laut Indonesia secara Komprehensif dalam Menunjang Pembangunan Nasional Berkelanjutan”, sebagai pemenang keempat (IV) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.
  5. Rivanli Azis mahasiswa Universitas Andalas Padang dengan karyanya “Strategi Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar Oleh Indonesia Sebagai Implementasi Negara Kepulauan”, sebagai pemenang kelima (V) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.
  6. Anugerah Yuka Asmara mahasiswa Universitas Brawijaya Malang dengan karyanya “Model Two Flow Of Communication Dgn Feedback System, Strategi Meningkatkan Peran Aktif Masyarakat Guna Mendukung Tugas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) Dlm Membangun Pertahanan Maritim Yg Tangguh Di Wil Negara Kesatuan Republik Indonesia”, sebagai pemenang keenam (VI) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.
Penyerahan hadiah dan piagam bagi peserta terbaik I s/d III (anggota TNI AL dan umum) akan dilaksanakan pada Upacara Hari Dharma Samudera tgl. 15 Januari 2009. Sementara bagi peserta terbaik lainnya akan dikirim ke Kotama/Satker masing-masing. Peserta terbaik I s/d III hadir, militer pakaian PDU-I, peserta umum jas almamater.


Sumber : Dispenal TNI AL

READ MORE - PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA KARYA TULIS ILMIAH HARI DHARMA SAMUDERA TAHUN 2009

(CERPEN) Di Tengah Dua Badai

Minggu, 11 Januari 2009

AKU harus melaut!” gumam sosok setengah baya dari tepi pesisir.

Matanya kemudian memandang ke langit malam. “Langit mulai dipenuhi awan hitam, bintang pun tak banyak berkerlipan tapi aku harus tetap melaut !”

Angin malam berhembus meniup dedauanan nyiur dan perlahan perahu Baharman lepas dari bibir pantai. Ombak mulai menyambut perahu miliknya. Perlahan suara dari mesin motor perahu tak terdengar lagi seiring dengan perahu yang semakin jauh meninggalkan pesisir.

Pekerjaan seperti ini terkadang menjadi aktivitas sampingan Baharman di sela-sela rutinitasnya sebagai seorang kuli kapur sekolah menengah di perkampungan nelayan. Hujan, badai dan angin kencang terkadang datang. Namun, bagi diri Baharman itu semua teman baginya sehingga tidak pernah ada kata mengeluh. Ia rela ketika pagi harus datang ke sekolah dan mengajarkan anak didiknya sesuai dengan tuntutan profesi seorang guru dan apabila besoknya tidak ada jam mengajar, malam harinya ia melaut.

Semua dilakukan untuk menghidupi istri dan anak-anaknya ditambah lagi tanggung jawab sebagai seorang kakak untuk membiayai kedua adiknya yang masih sekolah. Adik Baharman bernama Aminah kini sudah hampir jadi sarjana, sedangkan yang satunya baru memasuki semester empat di universitas negeri di pulau Jawa.

Selengkapnya,...
READ MORE - (CERPEN) Di Tengah Dua Badai

Puisi Koko P Bhairawa (Bagian I)

Kami dan Kota Pagi Ini

para pemimpi tlah dikumpulkan
otak mereka ditelanjangi
sementara mulut - lidah dibiarkan
berlari bebas di karpet buldru
dan kaki-kaki dibiarkan tanpa telapak
melukai belukar senayan


kami dan kota pagi ini
tak kan lupa bilang tidak pada mu
biar basah hari menyekap jiwa
dalam selimut tebal dan wangian tubuh
lalu apa yang mampu kau katakan pada kami



Kami dan Kota Sore Ini


terjebak sudah sekumpulan imaji
pada riuh ibu kota
ditimang-timang asap knalpot dan
dinyanyikan dendang anak jalanan
kami dan kota sore ini menyusuri
patahan-patahan teriakan teman sejawat
di antara air mancur dan bundaran
memunguti remah-remah semangat
yang tergeletak di pagar berduri
dan blokade gas air mata


kami dan kota sore ini mengulang
sejarah tanpa darah
sobekan kulit
ataupun letusan
di sini hanya ada butir kalimat
dari sekumpulan otak
yang tersiksa
akan sebuah bangsa tercabik

Selengkapnya,...

READ MORE - Puisi Koko P Bhairawa (Bagian I)

Benarkah Minat Baca Kita Rendah?

Jumat, 09 Januari 2009

Oleh : Prakoso Bhairawa Putera S
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Bukan menjadi rahasia lagi jika Human Development Report 2007/2008 yang dikeluarkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) ,
menyatakan bahwa Human Development Index (HDI) Indonesia di urutan 107 dengan 0,728, dan tragisnya Indonesia berada dua tingkat di bawah Vietnam 0,733 (peringkat 105). Lalu dimana posisi negara-negara tetengga lainnya? Jauh, jauh diatas Indonesia, Singapura 0,922 (Peringkat 25), Brunei 0,894 (30), Malaysia 0,811 (63), Thailand 0,781 (78), dan Filipina 0,758 (90). Tiga negara seperti Singapura, Brunei dan Malaysia masuk dalam jajaran negara High Human Development.

Pengukuran Human Development Index merupakan perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. HDI digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang, atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Hasil ini jelas sekali mengindikasi bahwa belum maksimalnya kualitas bangsa ini, dan salaah satu faktornya belum maksimalnya angka melek huruf.

Selengkapnya,..
READ MORE - Benarkah Minat Baca Kita Rendah?

Kuliner di Ranah Minang (Bagian 1)

Kamis, 08 Januari 2009

Pencarian Durian di pasar Atas Bukittinggi

Ini adalah petualangan mencari makanan hari Ke-2 dengan target buah D-U-R-I-A-N. Akhirnya setelah keliling menikmati suasana Jam Gadang di sore hari. Tapi ada yang paling istimewa di hari ini adalah pencarian Durian di PASAR ATAS. Durian disini murah-murah banget..bayangkan kalau di Jakarta mana bisa makan durian sepuasnya dengan 20.000,- (dua puluh ribu). Berkat tawar-menawar ibu Amel, bapak Koko bisa menikmatin durian 7 buah yang asyik enak banget,..

Ibu Amel sedang menunggu buah durian dimasukkan di plastik, maklum di rumah biar langsung dilahap, dan sekalian jalan bisa juga dimakan,...(Iya kan bu)

Duh,..bapak Koko makan durian trus,...Ehm,...


Pondok Baselo Lubuk Idai


Ingin mencari tempat makan yang terletak di jantung kota, atau rumah makan yang nyaman dilengkapi bangunan yang asri arsitektur ranah minang, atau sederet makanan yang spesifik yakni Ikan Bakar dan Ayam Batokok maka tak perlu ragu untuk datang di LUBUK IDAI lah tempatnya. Dengan berbagai fasilitas dan sarana tidak mengecewakan tamu, handai tolan atau pejabat teras sekalipun.

Tempat ini adalah salah satu tempat favorit bapak Koko dan ibu Amel,..selain enak harganya pun murah banget,..Upz hampir lupa kalo datang ke sini tidak terlalu susah untuk mencapai lokasi selain berada di pusat kota dan juga sudah terkenal di kota Padang. Soal parkiran jangan takut, Lubuk Idai sekarang sudah keren dan asyik banget untuk makan siang maupun malam,..(ehm, bukan promosi lho)

Inilah makan siang Senin,..ayo pilih yang mana? mau tau harganya? makanan semua itu plus Just Sirsak hanya Rp. 34.000,- saja..


Alhamdulillah,..tapi foto dulu habis makan, dan ibu Amel yang wajib foto,..Oke
READ MORE - Kuliner di Ranah Minang (Bagian 1)

2009, Wajib Sharing Tower BTS

Pengatar :Tulisan ini kembali diposting di blog ini, karena mengingat proses penilain dalam lomba penulisan XL Award 2008 maka cuplikan tulisan ini tetap dipertahankan dan dilink sesuai dengan posting sebelumnya.

Pada edisi Oktober 2008 yang lalu Biskom menurunkan tulisan saya dengan judul "2009, Wajib Sharing Tower BTS" dan untuk memenuhi persyaratan dalam lomba penulisan maka tulisan tersebut kembali saya posting ke blog pribadi ini,.semoga bermanfaat untuk kita semua dan kemajuan teknologi informasi di negeri ini.

2009, Wajib Sharing Tower BTS


Oleh : Prakoso Bhairawa Putera S


SEJAK genderang reformasi yang dikenal sebagai era kekebasan dan keterbukaan telah menempatkan dua hal yang hingga hari ini mengalami kemajuan. Kemajuan tersebut pun dapat dengan nyata kita rasakan. Pertama adalah sistem ketata negaraan yang telah memberikan sistem pemilihan umum secara langsung, multi partai dan keterbukaan aspirasi yang begitu luas, dan yang kedua adalah perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). TIK hingga hari ini benar-benar menjadi bagian dari perjalanan bangsa yang tidak dapat dilepaskan. Tidak perlu jauh-jauh kita melihat contoh dari pesatnya perkembangan TIK. Coba lihat di sekitar kita, berapa banyak, jenis apa dan dengan merk apa jenis komunikasi yang rekan-rekan, pimpinan, bawahan ataupun kita sendiri gunakan sehari-hari saat ini. Lalu coba bandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Tentu kita bisa menemukan jawaban dengan mudah.

Selengkapnya,...
READ MORE - 2009, Wajib Sharing Tower BTS

2009 Kebangkitan Pemimpin Muda

Rabu, 07 Januari 2009


Oleh : Prakoso Bhairawa Putera S,

Civitas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia


2009 sudah dihadapan, suhu politik di negeri ini pun semakin memanas. Jika boleh mengatakan bahwa sejak Republik Indonesia berproses sebagai suatu bangsa. Sejak awal keberadaan bangsa ini, orang-orang muda memberi andil yang besar. Organisasi-organisasi kedaerahan yang dibentuk dan digagas tak lain oleh para pemuda, hingga puncaknya melahirkan Sumpah Pemuda. Tetapi setelah tahun berganti masih adakah semangat yang begitu optimis untuk memerdekaan diri dari ’kukurang penjajah’.


Jika merujuk pada konteks kekinian, tentulah cara pandang atau wawasan kita (baca; orang muda) sangat berbeda ketika cita-cita luhur itu dikumandangkan. Dengan keinginan yang kuat dan keyakinan untuk merdeka, maka pilar persatuan dan kesatuan bangsa begitu kokoh. Kepentingan pun diarahkan untuk memerdekakan diri dan pengakuan di mata dunia sebagai suatu negara berdaulat, yang muncul kemudian nasionalisme luhur dengan ekspresi cinta negara yang tumbuh secara natural atau pun ditumbuhkan melalui proses persamaan nasib ke dalam sanubari warga negara. Rasa itupun tumbuh mengatasi kepentingan primordial, seperti etnis, ras atau agama. Sehingga membawa pada antikolonialisme, penjajahan pihak asing dan sejenisnya.


Ironis, itulah wacana yang kemudian mengemuka dihadapan, ditengah pemerintah mempersiapkan kebangkitan Indonesia sebagai sebuah Negara. Dunia mengalami goncangan dari berbagai sektor dan Indonesia dihadapkan untuk mampu menjalani. Dalam situasi seperti ini, masih adakah patriotisme?


Patriotisme Kekinian


Bangunan bernama ”patriotisme” masih harus ditegakkan dengan harapan karena asa dan impian seperti itu bersifat gratis dan bisa dimiliki oleh semua orang dalam jumlah sebanyak mungkin. Kalau sekadar bicara harapan dan impian, tentu semua orang ingin makmur, dan hidup enak. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri dalam realita berapa persen yang bisa mewujudkan impian dengan semangat tersebut. Masa depan, hari esok selalu ada seperti matahari yang tak pernah lelah terbit di barat, begitu juga dengan optimisme. Oleh karenanya harus dibangun dengan membumi dan dijawab oleh kualitas diri untuk menggunakan masa sekarang ini.


Hadirnya orang muda dalam perjalanan bangsa ini, kembali mengemuka ditengah hiruk pikuk suhu perpolitikan dan eksistensi tatanan kehidupan negara. Orang muda yang kemudian diharapkan memunculkan pemimpin muda, bisa dipahami sebagai semangat dan bisa pula usia. Walaupun sebenarnya parameter tentang usia muda pun masih menjadi perdebatan.


Gagasan ini tidak muncul begitu saja, tidak menutup kemungkinan bangsa ini membutuhkan semangat muda dan kepemimpinan baru yang lebih progresif. Keyakinan ini seakan diamini oleh masyarakat luas. Contoh paling dekat dengan kita adalah hadirnya kepimimpinan muda hasil dari pemilihan kepala daerah secara langsung di Sulawesi Selatan dan Jawa Barat.


Sadar atau tidak kebangkitan pemimpin muda muncul karena sikap apatis akut dari kebanyakan tokoh muda terhadap stagnasi reformasi. Hal ini bisa jadi menjadi bentuk 'perlawanan' terhadapa dominasi (maaf) 'kaum tua' akan kekuasaan. Namun, patut disadari bahwa persoalannya tidak sesederhana yang dibayangkan, bahwa dengan beralihnya kepemimpinan ke tangan kaum muda – otomatis akumulasi persoalan menjadi selesai.


Sekadar melihat catatan di masa silam, elit-elit yang berkuasa saat ini adalah tokoh muda di awal kekuasaanya. Suksesi orang muda melakukan perubahan itu akan terjawab manakala mereka sudah berada pada position maker dalam alur kekuasaan. Oleh karena itu, maka ada dua modal dasar yang dibutuhkan untuk membangun patriotisme kebangkitan kepemimpinan muda; yaitu keyakinan dan kemampuan mengendalikan diri.


Keyakinan sangat dibutuhkan saat mendesain masa depan. Hal ini berkaitan dengan niat tulus yang bermula dari lubuk hati setiap manusia. Keyakinan ini dimulai dengan keyakinan faktual sebagai alasan mengapa memiliki optimisme. Dengan kata lain, jika kita memahami tahapan persoalan dari konsepnya yang paling utuh, berarti sudah memahami bagaimana persoalan tersebut akan berakhir. Memiliki alasan-alasan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu hasil sehingga merasa layak untuk yakin sangat diperlukan. Perlunya alasan yang kuat, mengapa pantas memiliki keyakinan tentang suatu hal. Batas untuk yakin dan ragu-ragu terkadang lebih sering berupa batas kemampuan untuk mengetahui bagaimana sesuatu terjadi (how something happens). Para pakar manajemen menyebutnya sebagai kemampuan untuk memahami hasil akhir.


Selain keyakinan faktual, keyakinan mental juga diperlukan. Hal ini akan menjadi senjata ampuh ketika sedang menghadapi permasalahan start-up. Seluruh dalil kehidupan menunjukkan “life is game”, meskipun tidak berarti main-main atau sandiwara belaka. Setiap orang adalah pemain utama sekaligus penonton. Ketika tidak memiliki keyakinan mental maka sangat bisa dipastikan karakter yang kita presentasikan di atas panggung kehidupan ini sulit menciptakan kepuasan internal dan tidak memiliki daya tarik untuk merebut apresiasi penonton.


Keyakinan bahwa didalam diri memiliki kemampuan meraih sukses melahirkan pribadi yang puas terhadap kehidupan dan oleh karena itu energi yang dimunculkan pun bersifat positif. Kekuatan ini yang kemudian melindungi keyakinan dari ancaman 'keragu-raguan', rasa tidak berdaya, pesimisme, rasa khawatir yang berlebihan terhadap tahayul ‘jangan-jangan’ dan pada akhirnya menyebabkan keluar dari garis fokus hidup.

Kemampuan mengendalikan diri atau yang lebih dikenal dengan kontrol diri merupakan modal kedua dalam menegakkan bangunan 'bangsa”. Kemampuan ini erat kaitannya dengan bagaimana seseorang menggunakan pilihan hidup. Disadari atau pun tidak, selama hidup selalu disodorkan sejumlah pilihan. Dimana setiap pilihan mengandung konsekunsi dan seluruhnya dirilah yang menentukan.


Semangat juang yang melebur dalam bentuk kebangkitan pemimpinan muda sebenarnya bukan lagi wacana berulang, tetapi keberanian untuk melangkah dan kembali ambil bagian dalam perjalan bangsa ini. ***

READ MORE - 2009 Kebangkitan Pemimpin Muda

2009, Apa Rencana Ko?


2008 baru saja berakhir,...banyak mimpi yang terwujud dan juga ada yang belum terwujud. Mungkin karena masih kurang keras dalam mencapainya. Setidaknya perjuangan di tahun 2008 bisa ditutup dengan manis.

2009, sebuah tahun yang mesti dijalanin dengan semangat dan tentunya dengan mimpi yang lebih realistis. Pastinya di tahun ini adalah tahun ke dua Ko di kampus LIPI Jakarta, dan tentunya tahun ke dua jua di ibukota yang kata orang banyak aneh nya,...he,..he,..

Eh, bicara rencana di tahun ini--tidak banyak: Keinginan terbesar adalah memperbanyak publikasi baik ilmiah maupun sastra, dll. Semoga di awal tahun ini buku kumpulan cerita pendek segera terbit dan beredar di seluruh Nusantara (amien), lalu kerjasama dengan Grasindo dan Ganeca untuk menghadirkan buku-buku anak Nusantara tetap dipertahankan (bahkan dilibat gandakan) kerjasamanya.

Menghadirkan penulis-penulis muda potensial dari seluruh Nusantara untuk menulis buku anak (ada yang tertarik), mencoba aktivitas baru bersama komunitas 1001 buku (insya allah) segera terjun ke lapangan, mencoba merealisasikan rencana melanjutkan pendidikan.

Berani untuk mencintai dengan penuh ikhlas dan kesabatan (+++)--lebih dan lebih maksudnya,..

dan yang terpenting selalu berusaha untuk tetap menjalankan kewajiban dan hal-hal yang telah digariskan.

Semangat dan sampai ketemu di cerita-cerita selanjutnya,../
READ MORE - 2009, Apa Rencana Ko?

2009

Selasa, 06 Januari 2009

Masih dalam Persiapan,....

buka dulu http://prakosobhairawa.blogspot.com
READ MORE - 2009

 
 
 

BERGABUNG DENGAN BLOG INI

PENJAGA LAMAN

Foto Saya
prakoso bhairawa
Lahir di Tanjung Pandan (pulau Belitung), 11 Mei 1984. Ia memiliki nama pena KOKO P. BHAIRAWA. Duta Bahasa tingkat Nasional (2006) ini kerap menulis di berbagai media cetak Nasional dan Daerah. Buku-bukunya: Megat Merai Kandis (2005), La Runduma (2005), Ode Kampung (2006), Uda Ganteng No 13 (2006), Menggapai Cahaya (2006), Aisyah di Balik Tirai Jendela (2006), Teen World: Ortu Kenapa Sih? (2006). Asal Mula Bukit Batu Bekuray (2007), Medan Puisi (2007), 142 Penyair Menuju Bulan (2007), Ronas dan Telur Emas (2008), Tanah Pilih (2008), Putri Bunga Melur (2008), Aku Lelah Menjadi Cantik (2009), Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), Cerita Rakyat dari Palembang (2009), Wajah Deportan (2009), Pendekar Bujang Senaya (2010), Ayo Ngeblog: Cara Praktis jadi Blogger (2010), dan Membaca dan Memahami Cerpen (2010). Tahun 2009 menjadi Nominator Penulis Muda Berbakat – Khatulistiwa Literary Award. Saat ini tercatat sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Beralamat di koko_p_bhairawa@yahoo.co.id, atau di prak001@lipi.go.id
Lihat profil lengkapku