SUDAH PINDAH RUMAH -> ADA KOKO

Lomba Esai AJB Untuk Blogger 2009

Kamis, 23 April 2009

Memperingati 97 Tahun Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912, bekerjasama dengan Paguyuban Sastra Rabu Malam (PaSar MaLam), kami mengundang para blogger untuk mengikuti “Lomba Penulisan Esai.”


Sebagai asuransi tertua dan terbesar di Indonesia, Bumiputera dikenal peduli terhadap pengembangan kreativitas masyarakat yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan lomba penulisan setiap tahunnya, termasuk menyelenggarakan Lomba Kreativitas Ilmiah Guru dan Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia. Sedangkan PaSar MaLam dikenal dengan kegiatannya seperti Sastra Reboan yang digulirkan secara rutin setiap hari Rabu akhir bulan di Warung Apresiasi (Wapres) Bulungan, Jakarta Selatan.

Topik : “Asuransi dan Saya”

Selengkapnya (klik disini)

READ MORE - Lomba Esai AJB Untuk Blogger 2009

Lomba Cerpen AJB 2009

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912, bekerjasama dengan Paguyuban Sastra Rabu Malam (PaSar MaLam) “Lomba Penulisan Cerita Pendek (Cerpen).” Lomba ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan 97 tahun usia Bumiputera ini terbuka untuk umum, terutama para pecinta sastra.


Sebagai asuransi tertua dan terbesar di Indonesia, Bumiputera dikenal peduli terhadap pengembangan kreativitas masyarakat yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan lomba penulisan setiap tahunnya, termasuk menyelenggarakan Lomba Kreativitas Ilmiah Guru dan Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia. Sedangkan PaSar MaLam dikenal dengan kegiatannya seperti Sastra Reboan yang digulirkan secara rutin setiap hari Rabu akhir bulan di Warung Apresiasi (Wapres) Bulungan, Jakarta Selatan.

Topik : “Sosial, Human Interest”

Selengkapnya (klik disini)

READ MORE - Lomba Cerpen AJB 2009

Perempuan dan Teknologi Terkini

Selasa, 21 April 2009

Tulisan ini dipublikasi Pikiran Rakyat, edisi 21 April 2009

Oleh Prakoso Bhairawa Putera

Globalisasi memperlihatkan dua dimensi yakni, economic-corporation globalization dan political- state globalization. Implikasi tersebut membawa keterbukaan pasar. Termasuk di dalamnya keikutsertaan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Teknologi sebagai produk sosial, termasuk internet tidak bebas nilai atau budaya. Tingkat kompabilitas antara nilai dan norma teknologi dengan nilai atau norma (yang dianut) penggunanya sangat menentukan pola penggunaan teknologi tersebut. Nilai dari sebagian besar barang dan jasa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) cenderung yang lebih maskulin merupakan salah satu penyebab kesenjangan digital yang terkait gender.

Dholakia Kshetri menyebutkan, laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan budaya, terspesialisasi dalam pekerjaan yang berbeda, serta mempunyai keinginan yang berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut berinteraksi dengan fitur-fitur dari teknologi modern seperti internet sehingga mempengaruhi adopsi dan penggunaan internet. Hasil analisisnya juga menunjukkan, ketidaksetaraan gender yang diukur dengan proporsi pengguna internet antara laki-laki dan perempuan cenderung semakin menurun lebih cepat. Faktor-faktor kultural mempengaruhi keterlibatan wanita dalam pengambilan keputusan pada berbagai tingkat yaitu rumah tangga, organisasi, dan tingkat nasional.

Beberapa hasil penelitian, laki-laki lebih tertarik mengenai teknologi internet sedangkan wanita lebih tertarik dengan apa yang bisa dilakukan dengan internet (Budi Hermana, 2008). Gefen dan Straub (1997) dalam risetnya juga menunjukkan, gender mempengaruhi keberadaan sosial dari internet, persepsi kemudahan menggunaan e-mail, dan persepsi manfaat e-mail. Persepsi wanita mengenai keberadaan sosial dari e-mail lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Persepsi manfaat internet juga lebih tinggi dilihat oleh wanita dibandingkan dengan pria, tetapi pria cenderung lebih mudah menggunakan e-mail dibandingkan wanita. Ramilo (2002) menyebutkan, dampak TIK terhadap perkembangan ekonomi, politik, dan sosial menjadi perhatian utama di beberapa negera di Asia.

Melihat faktanya, perempuan juga memiliki kemampuan mengaktualisasikan dirinya di ruang publik sebagaimana halnya laki-laki. Islam memandang laki-laki dan perempuan adalah dua makhluk yang setara. Dijelaskan dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 13 bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki kesetaraan potensi untuk mencapai status tertinggi di hadapan Allah. Dalam Q.S. Al-Ghafir ayat 40, Allah juga memberikan penghargaan yang sama antara karya positif laki-laki dan karya positif yang dihasilkan perempuan, dengan harga yang sama. Alquran memang mengungkapkan perbedaan mendasar antara laki-laki dan perempuan, tetapi harus dicermati kembali apakah ungkapan tersebut mengacu kepada unsur biologis atau nonbiologis (Sumbulah, 2006).

Sebuah penelitian Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TIK diperoleh hasil bahwa teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki sedangkan perempuan sering kali hanya sebagai objek. Sedangkan kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia yang merupakan potensi jika diberdayakan dengan baik.

Hasil penelitian ini dikuatkan oleh Maguire (2001). Hasil studinya dilakukan oleh Academy for Educational Development. Dari data sekitar 30 negara, terlihat bahwa pengguna internet di negara-negara berkembang kurang dari 1 persen dari total populasi. Sedangkan wanita pengguna internet hanya 22 persen di Asia, 38 persen di Amerika Latin, 6 persen di Timur Tengah, dan hanya sedikit di Afrika. Pengguna internet dari kalangan wanita tersebut lebih banyak berasal dari daerah perkotaan, berpendidikan tinggi, dan sebagian besar menggunakan komputer dalam pekerjaan rutin di perkantoran. Berbagai kendala yang dihadapi kaum perempuan dalam mengakses teknologi informasi di antaranya tingkat ketrampilan dan pendidikan yang rendah, masalah bahasa, keterbatasan waktu, masalah biaya akses internet, keterbatasan lokasi fasilitas koneksi, norma budaya dan sosial, serta keterampilan manajemen dan komputer yang tidak memadai.

Penggunaan internet oleh kaum ibu mempunyai dua sudut pandang yaitu penggunaan internet oleh dirinya sebagai wanita dan penggunaan internet oleh anak-anaknya. Penggunaan internet untuk kebutuhan pribadinya bisa mencakup berbagai motif atau kebutuhan mengenai berbagai informasi yang mungkin berkaitan dengan masalah pekerjaan, dunia kewanitaan atau rumah tangga, yang mungkin mempunyai pertimbangan atau persepsi yang berbeda dengan kaum laki-laki. Sedangkan penggunaan internet oleh anak-anaknya mungkin berkaitan dengan masalah kekhawatiran mengenai dampak negatif yang bisa berpengaruh terhadap anak-anaknya.

Sejalan dengan perkembangan maka kedua sudut pandang tersebut menjadikan keputusan adopsi internet oleh kaum ibu-ibu sangat tergantung persepsi mengenai dunia internet, yang mungkin akan berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Walaupun demikian, selayaknya perempuan Indonesia kini memiliki kemampuan yang lebih baik dari tiap-tiap masa, terlebih dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.***

Penulis, "civitas" Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

READ MORE - Perempuan dan Teknologi Terkini

Pemenang Kuis Buku

Rabu, 15 April 2009

Setelah membaca setiap testimonial yang teman-teman berikan, maka saya hanya memutuskan 3 pemenang yang berhak untuk mendapatkan buku "Aku Lelah Menjadi Cantik".

Sebelumnya saya minta maaf karena banyaknya testimonial yang masuk dan perlu waktu untuk membaca setiap testimonial,

Inilah pemenangnya (disusun berdasarkan abjad):

- Meilina Kusuma Wardhani

Dicintai or mencintai. Dua kata yang susah untuk dipilih.Tapi q lebih ingin untuk dicintai. Karena dengan dicintai, aku juga akan belajar untuk mencintai setulus hati tanpa pamrih. Cinta dalam hal ini dapat berarti untuk semua orang. Cinta keluarga, sahabat, pacar, suami, dll. Tapi kalau q harus mencintai, kadangkala orang yang kita cintai belum tentu mencintai kita. Cintailah orang yang mencintaimu karena orang yang kau cinta belum tentu mencintaimu. Namun bila harus memilih antara disakiti atau menyakiti, inilah hal yang lebih sukar lagi. Apakah ingin disakiti? Atau menyakiti? Tapi yang pasti q akan mencoba untuk tidak menyakiti siapapun. Karena aku pun berharap untuk tidak disakiti.

-
Naila

Klo antara dicintai n mencintai, aku lebih memilih dicintai, coz menurutQ dicintai itu lebih indah daripada mencintai. sedang antara dibenci n membenci itu aku memilih dibenci, coz kita sebagai manusi sosial g' mungkin bisa hidup sendiri tanpa ada yang menemani, coba misal orang terdekat kita benci otomatis kesepian kan..? bawaane g' tenang banget. tapi misal kita dibenci, kita masih bisa hidup tenang selama kita tidak ikut membenci orang itu. biarlah kita dibenci asal kita tidak membenci.


- Yani

Karena ada beberapa pilihan kata, saya pilih mencintai.

Because....

Men-cinta-i

Dari penggalan kata tersebut berarti orang yang mencintai adalah orang yang melakukan.
Mencintai --> menyampaikan, memberikan --> cinta ke ---> objek yang menjadi tujuannya.

Kalimat ; Memberi lebih baik dari menerima (tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah) menjadi alasan saya.

Dengan mencintai, kita telah memberikan suatu hal yang sangat berharga kepada objek yang menjadi tujuan cinta kita.
Mencintai ...
Mencintai...
Mencintai...

" Mencintai is the best "


Kepada semua yang telah berpartisipasi saya ucapkan terima kasih dan kepada para pemenang, diharapkan untuk mengirimkan alamat lengkap berikut no telp (ponsel) yang bisa dihubungi untuk konfirmasi dan pengiriman hadiah. Sekali lagi terima kasih dan tunggu kuis-kuis berikutnya.

Terima Kasih
READ MORE - Pemenang Kuis Buku

Majalah Biskom April 2009

Senin, 13 April 2009


Majalah BISKOM kali ini menampilkan Country Manager Lenovo Indonesia, Irene Santosa (Terima kasih kepada Lenovo Indonesia yang turut mendukung Majalah BISKOM).

Dalam kesempatan ini, kami sekaligus menawarkan kepada seluruh pembaca untuk bekerjasama saling menguntungkan dengan Majalah BISKOM, baik berupa pengiriman artikel TI, mengadakan seminar, workshop dan pameran serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan dunia TI.

Topik menarik Majalah BISKOM Edisi April 2009 diantaranya:

COVER STORY: Irene Santosa, Country Manager Lenovo Indonesia, “Lenovo Tak Terpengaruh Krisis.”

FIGURE:

  • Praktisi e-Government, LT. Handoko “E-Gov Kurangi Resiko KKN“
  • Bupati Jembrana, I Gede Winasa “Jembrana Menuju Cyber Village dan Global Brain”
  • Penggerak IGOS Center, Hemat Dwi Nuryanto, “Membangun SIAK Tak Perlu Mahal”
  • Flash Memory Product Manager Kingston, Nathan Su, “SSD Akan Gantikan Harddisk”

HEADLINE: Sejauh Mana e-Gov Melangkah?!

FOCUS:

  • Jelang Pemilu,SIAK Dipertanyakan
  • Korupsi di Ladang TI
  • Ironi Pada Implementasi E-Gov
  • TI Juga Milik Perempuan
  • Sistem Peringatan Dini Hindari Korban Tanggul Jebol
  • TI, Optimalkan Fungsi Guru

BROWSING:

  • Motorola Kembangkan Sayap ke Arab
  • Ijin Penggunaan Ponsel di Pesawat Kurang Diminati
  • IBM Gagal Ambil Sun?
  • Blackberry Terjual 50 Juta Unit
  • US$ 100 Juta Untuk Cybersecurity di AS

INSPIRATION:

  • Bob Julius Onggo: Sudah Tertinggalkah Blog?
  • Prakoso Bhairawa Putera S.: TI Untuk Kelautan Indonesia
  • Muhammad Jafar Elly: Komunikasi Politik Dalam TI
  • Cicilia Lusiani: TI dan Pemilu
  • Dirgayuza Setiawan: Google Latitude, Evolusi Baru di Era Jejaring Sosial
  • Engkos Koswara: Legalisasi Software Melalui Open Source
  • Arli Aditya Parikesit: Distro Linux Untuk Bioinformatika

REVIEW & CELLULAR:

  • Sony HDR-CX100
  • Asus Eee PC 1004DN
  • Canon PowerShot SX200 IS
  • HTC Dream
  • Sony Ericsson C90
READ MORE - Majalah Biskom April 2009

Sabtu - Minggu antara Kost, MONAS, Semanggi, dan ITC Cempaka Mas

Senin, 06 April 2009

SABTU-minggu tanggal 4-5 April 2009 kemarin, benar-benar menghabiskan waktu untuk bersih-bersih kamar, nyuci pakaian, dan merubah susunan kamar,..huuuu melelahkan.

tapi persiapan menuju riset desain (07/04) nanti cukup menguras pikiran, boro-boro menyelesaikan bahan untuk presentasi, eh naskah riset desain penelitian pun belum rampung..Nah karena bingung akhirnya perjalanan sore Sabtu ke MONAS jadi pilihan.


MONAS sabtu sore tampak begitu bersahabat. Sebenarnya sore itu tidak ada rencana untuk ke MONAS, tapi lantaran ada telpon dari salah satu temen--yang kebetulan sedang berada di Gambir untuk membeli tiket. Akhirnya saya memutuskan untuk menemuinya.. Harapannya sih untuk dapat suasana yang bagus. Eh,. ternyata tidak meleset.

Sore itu benar-benar tenang, orang-orang yang datang ke MONAS tidak terlalu rame (maklum baru selesai hujan). Matahari sore dengan naungan awan begitu teduh. Setelah berbincang di pelataran MONAS, akhirnya pinggiran kolam air mancur dengan patung Pangeran Dipenogoro sasaran untuk menghabiskan senja.

Tak banyak yang kami bicarakan, hanya seputar rencana untuk melanjutkan sekolah, ataupun rencana-rencana akademis yang tak jauh-jauh dari kehidupan sehari-hari. Sebelum pukul 18.00, saya memutuskan untuk menuju Masjid Istiqlal yang tak terlalu jauh dari MONAS. Lepas magrib dengan menggunakan Bus Trans Jakarta kami menuju Plaza Semanggi.

MONAS dan Plaza Semanggi, dua sisi dari ibu kota yang berbeda satu dengan yang laen. Jika berada di MONAS, suasana begitu penuh dengan kesederhanaan-cerita ketenangan dan udara jantung ibu kota yang masih cukup baik. Tapi Semanggi menawarkan cerita lain, tentang budaya konsumtif, dan bertebaran warna-warna ibu kota yang penuh dengan aroma uang.

Malam itu bersama kak Adi, kak Siti, dan temenku tadi hanya bisa menikmati lantunan musik dari pelataran sky dining lantai 9 -- bukan karena apa lantai 10 di depan panggung musik telah begitu banyak dengan orang-orang. Hidangan malam itupun terasa luar biasa (maklum siangnya tidak sempat makan,..heee,..he,...)

Minggu pagi, sadarkan diri sudah pukul 10.23 menit,..mata begitu berat karena lepas subuh langsung tidur lagi. Pagi itu setelah mencoba minum susu, netbook menjadi teman setia hingga menjelang sore. Alhamdulillah selesai juga naskah riset desain dan bahan presentasi. Ternyata kejenuhan kembali datang di sore minggu.

ICT Cempaka Mas pun kembali menjadi sasaran,.kali ini tujuannya adalah lantai 4 untuk mencari earphone untuk mp4 yang murah-murah, nah setelah itu turun ke Carrefour. Jemuran Handuk, Toples plastik mini, buah-buahan dan kebutuhan bulanan sperti beras, susu, dan juga beberapa makanan ringan mengisi keranjang belanja..

Ha,..ha,..dua hari libur ini benar-benar cukup menguras dompet,..he,..he,..yach minimal tabungan dari honor tulisan di koran dan majalah cukup tersita,..

Malamnya cukup di rumah dengan menghabiskan waktu nonton televisi dan menyusun buku-buku..


READ MORE - Sabtu - Minggu antara Kost, MONAS, Semanggi, dan ITC Cempaka Mas

LIPI: Armada tangkap nasional perlu teknologi

Minggu, 05 April 2009

JAKARTA - Untuk mengatasi "kekosongan" armada tangkap nasional di perairan zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEEI) perlu dilakukan penguatan armada tangkap nasional dengan teknologi. Dengan demikian, armada tangkap nasional tidak akan menjadi tamu di wilayah negaranya sendiri seperti terjadi selama ini.

"Kompleksitas permasalahan illegal, unreported and unregulated (IUU) fishing di wilayah perairan Indonesia setidaknya disebabkan ketidakjelasan peraturan perundang-undangan yang telah ada. Selain itu, banyaknya kebijakan saling silang," kata peneliti Lembaga ILmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prakoso Bhairawa Putra, Jumat [3/4].

Menurut dia, kondisi semacam ini rawan akan konflik kepentingan antar institusi negara dalam ranahnya masing-masing, ketidakjelasan tersebut juga menciptakan celah bagi para oknum mempermainkan kebijakan yang telah ada.

Di sisi lain, tambahnya, sarana dan prasarana dalam melakukan aktivitas pengawasan dan penegakkan hukum di laut pun tidak memadai. Kalau boleh jujur, kondisi yang ada saat ini masih sangat lemah, baik dari sisi teknologi maupun sumberdaya manusianya.

"Untuk mengatasi kejahatan IUU fishing bisa dengan pendekatan hukum dan ekonomi. Pada aspek hukum, beberapa peraturan internasional harus diperhatikan dan dirujuk oleh pemerintah," ujarnya.

Prakoso mengatakan, dunia internasional, memiliki hukum yang sifatnya mengikat (legal binding), yaitu Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982, dan hukum yang tidak mengikat (not legally binding) yaitu Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) tahun 1995 dan International Plan of Action (IPOA) to Prevent, Deter and Eliminate IUU Fishing. (jun)

Sumber : Harian Terbit, edisi 04 April 2009

NB: Ada yang menarik dari berita diatas,..dan hal-hal yang saya kemukan merupakan pelajaran untuk kita semua:

1. Saya (Prakoso Bhairawa Putera) sebagaimana disebutkan dalam berita tersebut, tidak pernah diwawancara oleh jun selaku wartawan yang telah menulis berita tersebut.

2. Sepertinya isi berita tersebut semuanya terdapat dalam tulisan saya berjudul "Pemberantasan Illegal Fishing" yang dimuat di harian Bangka Pos edisi 01 April 2009.

READ MORE - LIPI: Armada tangkap nasional perlu teknologi

Pemberantasan Illegal Fishing

Kamis, 02 April 2009

Tulisan ini dipublikasi di Harian Bangka Pos, edisi 01 April 2009. Edisi cetak bisa dilihat disini (klik berikut ini)

Penulis: Prakoso Bhairawa Putera S
(Civitas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta)

Untuk mengatasi “kekosongan” armada tangkap nasional di perairan zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEEI), maka perlu dilakukan penguatan armada tangkap nasional. Dengan demikian, armada tangkap nasional tidak akan menjadi tamu di wilayah negaranya sendiri, sebagaimana yang terjadi sekarang ini.

Kompleksitas permasalahan illegal, unreported and unregulated (IUU) fishing di wilayah perairan Indonesia setidaknya disebabkan oleh dua hal, pertama, ketidak jelasan peraturan perundang-undangan yang telah ada.

Hal ini dikarenakan banyaknya kebijakan saling silang, pada akhirnya berujung pada ambiguitas institusi negara mana yang berwenang dalam mengurus permasalahan illegal fishing.

Kondisi semacam ini pun, rawan akan konflik kepentingan antar institusi negara dalam ranahnya masing-masing, ketidakjelasan tersebut juga menciptakan celah bagi para oknum mempermainkan kebijakan yang telah ada.

Hal kedua lebih kepada keadaan pendukung berupa sarana dan prasarana dalam melakukan aktivitas pengawasan dan penegakkan hukum di laut.

Bila boleh jujur, kondisi yang ada saat ini masih sangat lemah, baik dari sisi teknologi maupun sumberdaya manusianya.

Paradigma Pemberantasan

Mengatasi kejahatan IUU fishing bisa dilakukan dengan pendekatan hukum dan ekonomi. Pada aspek hukum, beberapa peraturan internasional harus diperhatikan dan dirujuk oleh pemerintah.

Dunia internasional, memiliki hukum yang sifatnya mengikat (legal binding), yaitu Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982, dan hukum yang tidak mengikat (not legally binding), yaitu Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) tahun 1995, dan International Plan of Action (IPOA) to Prevent, Deter and Eliminate IUU Fishing.

FAO juga telah menghimbau anggota negaranya untuk menuangkan IPOA IUU fishing ini kedalam suatu rencana aksi nasional atau National Plan of Action (NPOA).

Dalam perspektif negara berkembang yang memiliki sumberdaya ikan melimpah seperti Indonesia, prinsip-prinsip pengelolaan perikanan yang termaktub dalam CCRF dapat dijadikan panduan penting bagi implementasi perikanan yang bertanggung jawab pada level lokal dan nasional.

Upaya ini diperlukan dalam konteks bahwa Indonesia berkontribusi dalam upaya pencapaian tujuan pengelolaan perikanan global berkelanjutan, seperti halnya amanat Konvensi Hukum Laut 1982 yang telah diratifikasi oleh Indonesia.

Namun demikian, dalam adopsi CCRF tersebut perlu dilakukan modifikasi atau penyesuaian karena perikanan di negara berkembang adalah multi dan kompleks, tidak hanya melibatkan aspek teknologi, namun juga eksosistem sistem sosial ekonomi masyarakat perikanan.

Meskipun Indonesia telah mencoba mengakomodasi beberapa ketentuan hukum internasional yang berkaitan dengan pemberantasan IUU fishing, yang dituangkan oleh Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, nampaknya Pemerintah Indonesia harus tetap memperhatikan dua perjanjian internasional lagi yang belum diratifikasi, yaitu FAO Compliance Agreement 1993 dan UN Fish Stock Agreement 1995.

Mengingat, kedua perjanjian internasional tersebut sifatnya mengikat, maka untuk meratifikasinya memerlukan kajian komprehensif lebih seksama mengenai pengaruhnya terhadap permbangunan perikanan Indonesia di masa yang akan datang.

Hal ini dikarenakan, agar dikemudian hari pembangunan perikanan Indonesia tidak terjebak dalam ketidakmampuannya pada pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam kedua perjanjian internasional tersebut.

Secara ekonomi, untuk mengatasi IUU fishing adalah penguatan armada tangkap nasional. Berdasarkan data statistik perikanan DKP tahun 2007, jumlah armada perikanan tangkap Indonesia adalah 788.848 unit, terdiri dari armada penangkapan di laut sebanyak 590.314 unit dan armada penangkapan di perairan umum 198.534 unit.

Lebih kurang 50,9 persen dari armada penangkapan ini merupakan perahu tanpa motor, hanya 28,3 persen merupakan motor tempel dan 20,7 persen adalah kapal motor.

Lebih kurang 44,8 persen kapal penangkap ikan ini basisnya terkonsentrasi di Wilayah Indonesia Timur, yaitu dari Jawa Timur (8,7 persen), Maluku (7,5 persen), Sulawesi Selatan (6,9 persen), Sulawesi Tengah (6 persen), Kalimantan Timur (5,5 persen), Sulawesi Tenggara(5 persen) dan Papua (5 persen).

Dengan demikian, armada tangkap nasional didominasi oleh armada tangkap skala kecil yang hanya beroperasi di sekitar pesisir pantai, yaitu perahu tanpa motor dan motor tempel.

Dengan kata lain, daya jangkau armada tangkap nasional ke zona ekonomi eksklusif Indonesia (200 mil) sangat rendah, apalagi untuk memasuki perairan internasional atau laut lepas. Oleh karena itu sangat wajar, bila kapal ikan asing berkeliaran secara leluasa di perairan Indonesia.

Untuk mengatasi “kekosongan” armada tangkap nasional di perairan zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEEI), maka perlu dilakukan penguatan armada tangkap nasional. Dengan demikian, armada tangkap nasional tidak akan menjadi tamu di wilayah negaranya sendiri, sebagaimana yang terjadi sekarang ini.***
READ MORE - Pemberantasan Illegal Fishing

 
 
 

BERGABUNG DENGAN BLOG INI

PENJAGA LAMAN

Foto Saya
prakoso bhairawa
Lahir di Tanjung Pandan (pulau Belitung), 11 Mei 1984. Ia memiliki nama pena KOKO P. BHAIRAWA. Duta Bahasa tingkat Nasional (2006) ini kerap menulis di berbagai media cetak Nasional dan Daerah. Buku-bukunya: Megat Merai Kandis (2005), La Runduma (2005), Ode Kampung (2006), Uda Ganteng No 13 (2006), Menggapai Cahaya (2006), Aisyah di Balik Tirai Jendela (2006), Teen World: Ortu Kenapa Sih? (2006). Asal Mula Bukit Batu Bekuray (2007), Medan Puisi (2007), 142 Penyair Menuju Bulan (2007), Ronas dan Telur Emas (2008), Tanah Pilih (2008), Putri Bunga Melur (2008), Aku Lelah Menjadi Cantik (2009), Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), Cerita Rakyat dari Palembang (2009), Wajah Deportan (2009), Pendekar Bujang Senaya (2010), Ayo Ngeblog: Cara Praktis jadi Blogger (2010), dan Membaca dan Memahami Cerpen (2010). Tahun 2009 menjadi Nominator Penulis Muda Berbakat – Khatulistiwa Literary Award. Saat ini tercatat sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Beralamat di koko_p_bhairawa@yahoo.co.id, atau di prak001@lipi.go.id
Lihat profil lengkapku