SUDAH PINDAH RUMAH -> ADA KOKO

Bangka Pos dan Pemertahanan Bahasa Ibu (Bagian I)

Rabu, 24 Februari 2010

Catatan Budaya:
Prakoso Bhairawa PUTERA,
Duta Bahasa tingkat Nasional 2006 dan Peneliti LIPI

Media cetak sebagai bagian dari media massa yang juga media komunikasi satu arah, melembaga, umum dan serempak mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak juga berfungsi sebagai transmisi budaya. Fungsi ini menempatkan media cetak sebagai sarana penyampaian norma, nilai dan pengalaman umum serta kebudayaan kepada generasi penerus. Disisi lain media cetak seperti dijelaskan McQuil (2001) berperan sebagai Windows on events and experience, A mirror of events in society and the world, implying a faithful reflection, gatekeeper, guide, forum, dan interlocutor. Berdasarkan keenam peran tersebut media cetak lokal atau yang juga dikenal dengan pers daerah sangat berperan sebagai filter, atau gatekeeper, yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Hal ini didasarkan karena sifat dari media cetak lokal lebih berorientasi pada isu-isu kedaerahan berbeda dengan media cetak nasional.

Terbitnya media lokal di berbagai daerah bak jamur di musim hujan, Siregar (2002) menyebutkan fenomena bermunculan karena terbukanya peluang setelah ditiadakannya lisensi terbit. Tetapi dapat pula dilihat sebagai buah dari dinamika yang berasal dari kehidupan masyarakat di daerah, seiring dengan proses otonomi daerah. Dengan kata lain, media pers lokal, yaitu media pers dengan sirkulasi oplah dan orientasi isi lokal dapat hadir bersamaan dengan terbentuknya entitas lokal pada basis kabupaten atau kota.

Maraknya media cetak di daerah memberikan informasi kedaerahan secara lebih lengkap dan sesuai dengan kebutuhan daerah. Selain itu juga hadirnya media cetak lokal berpengaruh terhadap ragam bahasa yang dipublikasi ditiap halaman media tersebut. Hal ini disadari karena segmen pembaca media lokal akan merasa lebih dekat dengan media tersebut jika menggunakan ragam bahasa yang sehari-hari digunakan, dalam hal ini tidak menutup kemungkinan berupa bahasa daerah. (bersambung)

sumber: Bangka Pos, edisi Minggu - 21 Februari 2010
READ MORE - Bangka Pos dan Pemertahanan Bahasa Ibu (Bagian I)

Puisi Koko P Bhairawa di Seputar Indonesia (SINDO), 7 Februari 2010

Tanggal 7 Februari 2010, puisi-puisi Ko dimuat di harian Seputar Indonesia (Sindo) dengan judul "Adalah Aku", "Jangan Pernah Bosan", dan "Di Pagi Minggu, 30 Menit Sebelum Take Off",.berikut diposting ulang diblog pribadi koko:

adalah kau

jadikan lelaki kecil itu
kokoh ditepian kolam coklat
pada senja yang basah
pada gedunggedung yang pucat
setelah kejatuhan hujan

jadikan lelaki kecil itu
nikmati dingin pada detikdetik berlalu
hampa...
hampa...

jadikan lelaki kecil itu
menelan ludah tatkala sayup magrib berlalu
bersama tegak jiwa di aspal gatot subroto

jadikan lelaki kecil itu
kehilangan baju kewarasan, dan
celana bawah sadar
lalu biarkan kepolosan jadi
tontonan periperi

adalah kau jawaban atas semua

rawamangun, 02-01-2010


DI PAGI MINGGU,

TIGA PULUH MENIT SEBELUM TAKE OFF

: unt. Alifia Narasita Sibly

jika aku kembali bukan karena cinta,
pasti ada dari organ ini tak rela biarkan
kau sendiri meratapi ringkik batang hari
dengan mata terbuka mencari hulu
dan menelusuri jauh hingga hilir sungai
– (lagi) kau senyap menatap

jika aku kembali bukan untuk cinta,
tetap ingin kupastikan
kau tak mengulang kisah pelarian kemarin
diantara peluh sore dan aroma bensin
kutemukan cemas meradang di wajah
– (lagi) kau senyap memandang

jika aku kembali,
kembali 'ku tidak juga demi cinta
tetapi dongeng yang pernah kau rentas
dari mimpi sepotong malam
di kaki gunung dataran tanah jawa
lebih merangsangku mengobrak abrik
wacana kegelisahanmu
“kau dan aku terlahir dari proses panjang
bernama persetubuhan, tapi (tetap) beda dan
se-beda-nya tak ada alasan diam
menunggu dijemput kisah”

jika aku kembali,
adalah cinta bukan jawaban
serupa pagi kehilangan embun
lantaran tak ada rekam jejak malam (berdua)
“disini setumpuk nanas goreng
kita kunyah pada bibir (sama)”

BU. Sultan Thaha, 13 Juli 2008


Jangan Pernah Bosan

pagi tadi sebelum tegak
sepi mencumbui bumi yang kedinginan
dedaunan tersenyum dalam birokrasi fajar
melukiskan embun lewat proyeksi cinta
pada harmoni tanah merdeka
setetes peluh begitu suci untuk perjalanan pagi

di timur matahari terdiam
menikmati teriakan anak penghuni bangsa
dalam kour pengiring yang acap kali
berbuah gema pada dada
di tiap tiang kehormatan merah putih menari-nari
di atas dua ratus tiga puluh juta kepala
mencabik cakrawala biru yang mulai pudar
digerogoti asap hitam, memotong-motong
irama angin yang senantiasa merayu
generasi bangsa dengan syair impor

“Hormatku Merah Putih !”
jangan bosan berdiri di tiang kehormatan
jangan ragu mematri impian cucu adam hawa
untuk jadi pemimpin di negri ini
pada rumput, gedung tinggi, pohon hijau,
angin, tanah dan udara
telah sejak lama bersatu rasa hujan-panas
bersaksi untuk kegagahanmu

Merah putih jangan pernah bosan


KOKO P. BHAIRAWA, nama lain dari Prakoso Bhairawa Putera S. Lahir di Tanjung Pandan (pulau Belitung), 11 Mei 1984. Duta Bahasa tingkat Nasional (2006) ini kerap menyasarkan tulisannya ke media cetak Nasional dan Daerah, seperti; Suara Karya, Suara Pembaruan, Kompas ”Oase”, Pikiran Rakyat, Radar Banten, Banten Raya Post, Annida, Cinta, Bangka Pos, Padang Ekpsres, Sriwijaya Post, Singgalang, Sumatera Ekspres, Transparan, Berita Pagi, Tabloid Monica, Bahana Mahasiswa-Unri, Indralaya Post-Unsri, Tabloid Anak Hoplaa. Buku-bukunya: Megat Merai Kandis (2005), La Runduma (2005), Ode Kampung (2006), Uda Ganteng No 13 (2006), Menggapai Cahaya (2006), Aisyah di Balik Tirai Jendela (2006), Teen World: Ortu Kenapa Sih? (2006). Asal Mula Bukit Batu Bekuray (2007), Medan Puisi (2007), 142 Penyair Menuju Bulan (2007), Ronas dan Telur Emas (2008), Tanah Pilih (2008), Putri Bunga Melur (2008), Aku Lelah Menjadi Cantik (2009), Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), Cerita Rakyat dari Palembang (2009), Wajah Deportan (2009). Tahun 2009 menjadi Nominator Penulis Muda Berbakat – Khatulistiwa Literary Award (KLA). Saat ini tercatat sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan sedang mempersiapkan kumpulan puisi Tiga Kota Cinta.
READ MORE - Puisi Koko P Bhairawa di Seputar Indonesia (SINDO), 7 Februari 2010

BISKOM Edisi Pebruari 2010

Majalah BISKOM kali ini menampilkan Dell Regional Managing Director South Asia, Andreas Diantoro (Terima kasih kepada DELL Indonesia yang turut mendukung Majalah BISKOM). Dalam kesempatan ini, kami sekaligus menawarkan kepada seluruh pembaca untuk bekerjasama saling menguntungkan dengan Majalah BISKOM, baik berupa pengiriman artikel TI, mengadakan seminar, workshop dan pameran serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan dunia TI.

Topik menarik Majalah BISKOM Edisi Pebruari 2010 diantaranya:

• COVER STORY:
- Dell Regional Managing Director South Asia, Andreas Diantoro, Dell Rambah Pasar Game

• FIGURE:
- Wakil Ketua Dewan Pengurus Pusat Apkomindo, Sutiono Gunadi, CAFTA Tidak Berdampak ke Industri TI
- CEO InTouch, Kendro Hendra, Mobinity Miliki Potensi Pasar Yang Besar
- Wakil Ketua Komisi I DPR RI, KRMT Roy Suryo, RUU Konvergensi Jadi Program DPR
- Kepala BATAN, Hudi Hastowo, TI Dukung Pengembangan Nuklir

• HEADLINE:
- Cintai Produk Lokal!

• FOCUS:
- RT/RW-Net Yang Makin Meraja
- Bandung Techno Park: Ciptakan Produk Berdaya Saing
- Jam Kerja Buka Fb, PNS Diberi Sanksi
- 2010, Anggaran Riset Naik

• INSPIRATION:
- Muhamad Jafar Elly: Melacak Kejahatan Dengan Forensik Digital
- Bob Julius Onggo: LIFELOGGING, Siapkah Anda?
- Prakoso Bhairawa Putera S: Virtual Museum Jendela Visit Indonesia Museum 2010
- Dirgayuza Setiawan: Layanan Seluler dan Ponsel “Gratis”, Mungkinkah?

• REVIEW & CELLULAR:
- Dell Inspiron Mini 10
- Kingston DataTraveler 5000
- LuxeMate i200
- ASUS P6X58D
- HP PROBOOK 5310M
- Samsung S5560
- Sony Ericsson T715
- LG New Chocolate-BL40
- Nokia 7705 Twist
- Blackberry Bold 9700
READ MORE - BISKOM Edisi Pebruari 2010

Publikasi Koko Sepanjang Januari 2010

Rabu, 03 Februari 2010


Januari baru berlalu, dan sepanjang bulan pertama di tahun 2010 ini setidaknya ada beberapa pencapaian terutama publikasi di media cetak. Sekadar untuk mengingatkan diri dan sebagai dokumentasi pribadi, inilah capaian publikasi di Januari 2010:

1. Artikel Semi Popuiler: Pengarsipan Karya Intelektual Berbasis Digital (Biskom, Januari 2010)
2. Opini : Pembangunan Negara Maritim (Suara Karya, 06 Januari 2010)
3. Cerpen : Kembali di Persimpangan Sore (Bangka Pos, 10 Januari 2010)
4. Puisi : Kontemplasi I, II, III, IV (Bangka Pos, 17 Januari 2010)
5. Opini : Menanti Peran Pengelola Perbatasan (Suara Karya, 26 Januari 2010)
6. Opini : Inovasi Sebagai Urat Nadi kehidupan (Pikiran Rakyat, 26 Januari 2010)
7. Cerpen : Pertemuan (Bangka Pos, 31 Januari 2010)

Demikianlah capaian di bulan Januari 2010,...semoga bulan-bulan kedepan bisa lebih maksimal, dan mohon kepada semua pihak untuk memberikan catatan ataupun kritik untuk karya-karya berikutnya.
READ MORE - Publikasi Koko Sepanjang Januari 2010

 
 
 

BERGABUNG DENGAN BLOG INI

PENJAGA LAMAN

Foto Saya
prakoso bhairawa
Lahir di Tanjung Pandan (pulau Belitung), 11 Mei 1984. Ia memiliki nama pena KOKO P. BHAIRAWA. Duta Bahasa tingkat Nasional (2006) ini kerap menulis di berbagai media cetak Nasional dan Daerah. Buku-bukunya: Megat Merai Kandis (2005), La Runduma (2005), Ode Kampung (2006), Uda Ganteng No 13 (2006), Menggapai Cahaya (2006), Aisyah di Balik Tirai Jendela (2006), Teen World: Ortu Kenapa Sih? (2006). Asal Mula Bukit Batu Bekuray (2007), Medan Puisi (2007), 142 Penyair Menuju Bulan (2007), Ronas dan Telur Emas (2008), Tanah Pilih (2008), Putri Bunga Melur (2008), Aku Lelah Menjadi Cantik (2009), Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), Cerita Rakyat dari Palembang (2009), Wajah Deportan (2009), Pendekar Bujang Senaya (2010), Ayo Ngeblog: Cara Praktis jadi Blogger (2010), dan Membaca dan Memahami Cerpen (2010). Tahun 2009 menjadi Nominator Penulis Muda Berbakat – Khatulistiwa Literary Award. Saat ini tercatat sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Beralamat di koko_p_bhairawa@yahoo.co.id, atau di prak001@lipi.go.id
Lihat profil lengkapku