SUDAH PINDAH RUMAH -> ADA KOKO

Otak Einstein Ternyata Selama Ini Diawetkan!

Sabtu, 21 Februari 2009


Nama Einstein tentu tidak asing lagi bagi telinga siapa pun juga. Demikian juga dengan teori relativitasnya. Tapi, penelitian terhadap otak ahli fisika ini tentu masih merupakan hal baru dan tidak banyak orang yang mengetahuinya.

Namun ternyata Otak Albert Einstein sering dijadikan sebagai objek riset dan spekulasi. Otak dari tokoh fisika terbesar di abad ke-20 ini diambil 7 jam setelah kematiannya pada tahun 1955.

Otak ini menarik perhatian dunia karena reputasi Albert Einstein sebagai seorang jenius, dan nampaknya kelainan dan ciri khas di dalam otaknya ini mempunyai korelasi kuat dengan kemampuan intelegensi yang menyebabkan terciptanya banyak ide brillian dalam dunia fisika dan matematika.

Mengenai pengambilan otak dan pengawetan ini apakah mendapat ijin dari yang bersangkutan merupakan bahan perdebatan yang luas. Dalam biografinya yang ditulis oleh Ronald Clark (1971) dikatakan: "Dia sangat menyetujui agar otaknya dipakai sebagai objek riset dan meminta agar badannya juga dikremasikan".

Namun pernyataan Ronald Clark ini nampaknya tidak begitu cocok, bahkan pengambilan otak inipun belum mendapat ijin dari fihak keluarganya. Ijin dari anaknya yang bernama Hans Albert Einstein baru diberikan setelah pengambilan dilakukan, dan inipun disetujui jika otak tersebut hanya dipakai untuk kegiatan riset yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang berkualitas tinggi.

Prof Marian Diamond – yang membedah otak Einstein – menemukan bahwa otak Einstein sangat mirip dengan otak orang kebanyakan. Hanya otak Einstein lebih terlatih pada sedikit bagian-bagian tertentu saja.
Prof Marian Diamond adalah ahli anatomi otak, dari Universitas California di Berkeley, telah menghabiskan waktu selama enam bulan hanya untuk meneliti otak Einstein. Beliau "menyibukkan diri" memilah-milah bagian otak ahli fisika ini dan menghitung sel-selnya.

Di bagian sebelah kiri otak sang jenius ini ditemukan ditemukan lebih banyak sel glial untuk setiap neuron daripada dalam otak biasa. Hal ini mungkin bisa menjadi alasan mengapa Einstein begitu cerdas, sekalipun Professor Diamond tidak begitu dapat memastikannya.

Sebagai gambaran, ada dua jenis sel dalam otak manusia. Sel neuron, yang melakukan tugas berpikir dan mengatur kerja syaraf, sedangkan sel glial atau neuroglia berfungsi menyediakan "makanan" dan melakukan tugas yang menunjang kerja sel neuron.

Prof. Diamond memperoleh gagasan untuk melaksanakan penelitian itu setelah melihat gambar otak Einstein yang telah diawetkan, yang dimuat dalam sebuah majalah ilmu pengetahuan.

Otak yang diawetkan ini dimiliki oleh seorang ahli patologi dari Missouri, Amerika Serikat. Thomas Hervey, ahli patologi ini adalah salah seorang dari para dokter yang melaksanakan otopsi atas ahli fisika ini, pada waktu Einstein meninggal 18 April 1955 pada umur 76 tahun. Ternyata tidak gampang merawat awetan otak ini. Ahli patologi tidak sekalipun bermaksud menjualnya. Untuk membujuk ahli patologi ini, Prof. Diamond memakan waktu selama tiga tahun. Itu pun tidak seluruhnya. Sang profesor hanya mendapatkan empat irisan kecil dari otak itu.

Bagaimanapun juga, otak Einstein yang baru ditemukan kembali pada tahun 1978 ini mendapat perhatian yang luas terutama di dalam dunia ilmiah. Otak ini berada dalam sebuah botol batu yang diisi dengan cairan jus apel (cider) selama lebih dari 20 tahun.

sumber: http://www.kematian.biz
READ MORE - Otak Einstein Ternyata Selama Ini Diawetkan!

Ular Raksasa 33 Meter Hebohkan Malaysia


Sebuah foto udara tentang seekor ular raksasa berenang di Sungai Baleh, Sibu, Serawak, bagian utara Kalimantan membuat heboh Malaysia. Ular ini diperkirakan sepanjang 100 kaki atau sekitar 33 meter.

Dalam foto, ular raksasa tersebut terlihat berenang melenggak-lenggok di sebuah sungai tropis yang dikelilingi oleh hutan gambut. Ular berwarna hitam itu sangat besar, hampir memenuhi sungai yang terletak di tengah-tengah hutan rawa yang rimbun. Air beriak di kiri kanannya. Kabarnya, foto itu diambil dari sebuah helikopter, 11 Februari 2009 lalu.

Foto itulah yang menjadi perdebatan luas di Malaysia saat ini. Kalimantan memang memiliki ular-ular raksasa. Namun selama ini, ular yang besar yang baru ditemukan adalah sejenis sanca atau python atau masyarakat Kalimantan menyebutnya ular sawah, yang panjangnya belasan meter.

Namun ular yang terlihat di foto dan beredar luas di internet, termasuk Youtube, jauh lebih panjang dan besar dibanding temuan python selama ini. Diperkirakan panjangnya 100 kaki atau sekitar 33 meter.

Gambar tersebut diambil oleh anggota tim wilayah bencana banjir yang kemudian diterbitkan oleh Utusan Sarawak, sebuah koran lokal, pekan lalu. New Straits Times di Kuala Lumpur juga memuat foto tersebut yang kemudian dirilis oleh The Telegraph, Inggris.

Ada juga yang tidak memercayai foto itu dan menganggapnya rekayasa semata. Hal ini karena terlalu jauhnya pengambilan gambar ular tersebut. Benar atau tidak, foto itu sudah membuat masyarakat di sekitar Serawak, khususnya Sibu, ketakutan. Sebab, sungai itu merupakan urat nadi transportasi masyarakat selama ini.

Berdasarkan legenda yang hidup di masyarakat setempat, memang dipercaya tentang adanya anaconda di kawasan tersebut yang bernama Nabau. Menurut kepercayaan, Nabau merupakan ular dengan panjang 80 meter dengan kepala naga dan tujuh lubang hidung. Masyarakat desa yang tinggal di Sungai Baleh Borneo memercayai makhluk mistik tersebut. Selain itu, masyarakat memang sering melihat ular-ular besar di kawasan itu.

Nah, pertanyaannya, bila foto itu asli, apakah ular yang terlihat itu sejenis python atau anaconda? Hingga kini memang belum ditemukan adanya anaconda di Kalimantan, kecuali dalam film Anaconda: The Hunt For The Blood Orchid yang laris itu.

Rekor ular terpanjang saat ini memang anaconda (eunectes) dari Amazone. Anaconda merupakan keluarga boa. Panjang anaconda yang baru ditemukan adalah 50 kaki, namun para ilmuwan percaya ada anaconda yang panjangnya 80 kaki, bahkan 100 kaki dari temuan kulit ular tersebut oleh sebuah ekspedisi ilmuwan Inggris tahun 1992. Dalam keluarga anaconda, menurut situs lingkungan Mongabay, yang terbesar adalah anaconda hijau (Eunectes murinus). Panjangnya mencapai 43 meter.

Python Asia adalah ular terpanjang kedua. Ilmuwan menyebutnya Asiatic Reticulated Python (Python reticulatus). Python terpanjang yang ditemukan di kawasan Kalimantan panjangnya 33 kaki, dan merupakan rekor dunia sanca terpanjang saat ini. Para ilmuwan percaya panjang python bisa mencapai 50 kaki atau sekitar 15 meter.

Bedanya, anaconda lebih langsing dan ahli berenang. Sementara python lebih gemuk dan hanya suka kelembapan, bukan di air. Anaconda menggigit mangsanya sampai mati sebelum menelan, sementara python menggunakan kekuatannya dengan membalut mangsa sampai tulang-belulangnya hancur atau tak bergerak lagi, kemudian ditelan bulat-bulat.

Awal Februari, para ilmuwan menemukan fosil ular seberat sebuah mobil kecil. Ular itu diperkirakan bisa melumat binatang seukuran sapi. Monster sepanjang 45 kaki bernama Titanoboa sangat besar dan hidup dengan memakan buaya dan kura-kura raksasa. Beratnya mencapai 1,25 ton. Ia biasa merayap di sekitar hutan-hutan tropis Amerika Selatan 60 tahun silam. (KCM /CN08)

Sumber : Suara Merdeka, 21/02/2009
READ MORE - Ular Raksasa 33 Meter Hebohkan Malaysia

14 Februari di Kota Pahlawan

Rabu, 18 Februari 2009

AKHIRNYA bisa juga kembali menginjakkan kaki di Kota Pahlawan (Surabaya), dulu sih pernah ke Sidoarjo waktu PON XV tahun 2000 lalu-sudah lama banget kan???

Nah, kunjungan kali ini dalam rangka mengikuti Seminar Nasional Kimia 2009 di Univ Negeri Surabaya (Unesa) - 14 Februari 2009. Nah, setelah seminar selesai. Saatnya menikmati nikmatin kota Surabaya. Untuk memudahkan akses akhirnya saya memutuskan bermalam di Hotel Sahid di jalan Sumatera dan letaknya tidak terlalu jauh dari Plasa Surabaya, dan Monumen Kapal Selam.

Monumen Kapal Selam, atau disingkat Monkasel, adalah sebuah museum kapal selam yang terdapat di Kota Surabaya. Terletak di pusat kota, monumen ini sebenarnya merupakan kapal selam KRI Pasopati 410, salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952. Kapal selam ini pernah dilibatkan dalam Pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda.

Kapal Selam ini kemudian dibawa ke darat dan dijadikan monumen untuk memperingati keberanian pahlawan Indonesia. Monumen ini berada di Jalan Pemuda, tepat di sebelah Plasa Surabaya.


tanpa menghilangkan kesempatan yang berharga, dengan ditemenin Yayuk dan Farah (Duta Bahasa Jatim 2008) menikmati es krim Zangrandi. Tempat ini merupakan salah satu lokasi yang sering dijadikan Wisata kuliner di kota Surabaya. Lokasinya strategis di bilangan jalan Yos Sudarso Surabaya samping Garden Palace Hotel depannya kantor DPRD Jawa Timur. Ternyata tempat ini memang sudah terkenal, berdiri sejak tahun 1930 dan bangunannya ciri khas kota tua. Cocok buat anak muda dan kalau orang tua mungkin untuk nostagia. Katanya lebih asik lagi kalau makan waktu suasana malam. Alasannya, cuacanya dingin dan kadang ada yang jual kacang rebus. Trus, kursi-nya juga pakai kursi lama dengan jalinan rotan/bambu warna merah.

Eh,.tanpa berpanjang lebar kita memesan tiga jenis es krim dan pastinya Enak banget,..




READ MORE - 14 Februari di Kota Pahlawan

Majalah Biskom edisi Februari 2009

Selasa, 17 Februari 2009


Majalah BISKOM kali ini menampilkan Staf Ahli Menegristek Bidang TI, Engkos Koswara (Terima kasih kepada Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang turut mendukung Majalah BISKOM).

Dalam kesempatan ini, kami sekaligus menawarkan kepada seluruh pembaca untuk bekerjasama saling menguntungkan dengan Majalah BISKOM, baik berupa pengiriman artikel TI, mengadakan seminar, workshop dan pameran serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan dunia TI.

Topik menarik Majalah BISKOM Edisi Pebruari 2009 diantaranya:

COVER STORY: Engkos Koswara, Staf Ahli Menegristek Bidang TI, “RI Siap Jadi Tuan Rumah World Summit on OS.”

FIGURE:
  • Walikota Cimahi, Itoc Tochija “Wujudkan Cimahi Cyber City”
  • CEO Higher Learning, Indra Charismiadji “Pendidikan Harus Berbasis TIK”
  • Country Manager Juniper Networks Indonesia, Ronny T. Sumantri “Krisis, Juniper Tetap Kuat”
HEADLINE: Melompat ke Era Wimax

FOCUS:
  • Krisis Global, Ramai-ramai PHK Pegawai
  • Penipuan Bermodus E-mail Phising
  • Pemerintah Kembangkan UMKM Berbasis Teknologi Inovatif
  • Audit Sistem Informasi Perusahaan
  • PENGEMBANGAN AUDIT Sistem Informasi Berbasis Kendali

BROWSING:
  • Dephan AS Gunakan OS
  • Blackberry Tembus Penjualan 50 Juta Unit
  • 2010, Motorola Tinggalkan Android
  • Wonderwall, Situs Gosip Milik MSN
  • Mozilla Kenalkan Postbox Untuk Mac dan Windows

INSPIRATION:
  • Arli Aditya Parikesit: Menjalankan Aplikasi Bioinformatik Dengan MacOSX
  • Bob Julius Onggo: Hadiah Bekas Jadi Tren 2009
  • Muhamad Jafar Elly: Mengembangkan Ekonomi Kreatif Berbasis TI
  • Bambang Dwi Anggono: Fasilitasi e-Government Dalam UMKM
  • Dirgayuza Setiawan: Sebuah Catatan Mengenai QoS - Ketika BlackBerry Bold Dibuat Tidak Berkutik
  • Engkos Koswara: Menangani Bencana Alam Dengan GIS-OSS
  • Cicilia Lusiani: Integrasi Data Kurangi Kemiskinan di Daerah
  • Prakoso Bhairawa Putera S.: Ragam Bahasa dan Publikasi Sastra di Ranah TIK

REVIEW & CELLULAR:
  • General Mobile DSTL1
  • Notebook Asus U6V
  • Metal Strike 3D
  • Lenovo i909
  • Samsung B2700
READ MORE - Majalah Biskom edisi Februari 2009

Kebersamaan Kita (Episode 2)

Jumat, 13 Februari 2009

Cibodas memang meninggalkan kesan yang mendalam bagi tiap orang yang datang dan menjadi bagian dari alam Kebun Raya Cibodas. Begitu juga bagi 4 (empat) anggota 4 Ketar Ketir ditambah mas Tyo, Jumat Pagi sebelum meninggalkan Cibodas - menyempatkan untuk berjalan menyusuri sisi Barat Cibodas,.

Chichi, Zulham, Tyo, Koko, dan Yayu (dari kiri ke kanan)


READ MORE - Kebersamaan Kita (Episode 2)

Urgensi Identitas Tunggal

Senin, 09 Februari 2009


Oleh : Prakoso Bhairawa Putera

SEPULUH
tahun sudah wacana mengenai identitas tunggal atau yang lebih dikenal dengan Single Identification Number (SIN) bergulir di republik ini. Serangkaian kebijakan pun dilahirkan oleh pemerintah untuk memuluskan penerapan dan pemberlakuan sistem identitas tunggal bagi seluruh penduduk Indonesia.

Setidaknya keseriusan pemerintah untuk benar-benar menguatkan wacana tersebut terbukti dengan dikeluarkan Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, yang didalam pasal 13 mewajibkan setiap penduduk memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang berlaku seumur hidup dan selamanya.
NIK inilah yang kemudian akan dijadikan sebagai SIN nya Indonesia.

NIK merupakan identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia. Guna memberikan kekuatan dalam implementasinya maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 37 Tahun 2007 tentang pelaksanaan UU Administrasi Kependudukan. PP tersebut kembali mempertegas bahwa NIK menjadi pengendali dan data penduduk bagi setiap warga Indonesia.

NIK sebagai SIN-nya Indonesia akan dicantumkan dalam setiap dokumen kependudukan, hal ini dilakukan guna menghindari dokumen ganda dan menjadi dasar bagi penerbitan paspor, SIM, NPWP, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan identitas lainnya.

Penerbitan nomor identitas tunggal bagi penduduk Indonesia diakui oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Taufiq Effendi akan mempermudah pelayanan pemerintah kepada masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan publik dari pemerintah. Pernyataan ini cukup beralasan dan mengena. Seperti kita ketahui bersama, tuntutan dunia modern yang serba cepat dan praktis mengharuskan setiap pihak dapat memberikan pelayanan dengan cepat. Bukan hanya itu tetapi pelayanan dengan mudah dan transparan. Ironisnya, pemerintah Indonesia masih tertatih-tatih untuk dalam memberikan pelayanan publik. Prosedur yang berbelit yang jauh dari gambaran dunia modern, masih terlalu sering dijumpai. Salah satu penyebabnya adalah Indonesia belum memiliki sistem identitas tunggal dan bisa diterima dalam setiap pengurusan.

Kehadiran SIN yang ditargetkan akhir tahun 2008 ini, merupakan sebuah pencerahan ditengah mulai menggejolak krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan saat ini. Walaupun harus diakui dibeberapa daerah telah berhasil menerapkan kebijakan pelayanan satu atap untuk pembuatan KTP dengan on line system, izin tempat usaha dan lain-lain.

Pelayanan satu atap diarahkan kepada peningkatan kualitas pelayanan terhadap publik yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan penerima pelayanan (dalam hal ini adalah masyarakat). Sistem identifikasi tunggal yang segera keluar nantipun akan semakin memperpendek jalur birokrasi pengurusan dokumen, karena setiap penduduk akan memiliki satu identitas dan mudah untuk diidentifikasikan. Sehingga akan mendorong pada percepatan iklim transparansi dan profesionalisme kinerja pemerintah. Permasalahan birokrasi yang berbelit-belit pun akan jarang ditemui dalam setiap pengurusan izin.

Manfaat Lainnya

SIN merupakan sebuah sistem yang harus segera diterapkan, karena sistem ini dapat menekan tindak kejahatan (korupsi) dengan menerapkan teknologi di kantor-kantor pelayanan publik. Sebagai contoh, penerapan e-office dimana persentuhan antara petugas dengan masyarakat dihilangkan. Untuk menyelesaikan sesuatu, seseorang tidak mesti ke Jakarta ataupun ke pusat pemerintahan. Seseorang tersebut cukup dengan menyelesaikan melalui jaringan teknologi (internet) saja.

Faisal Basri (Biskom, edisi Maret 2008) mengatakan penerapan identitas tunggal dapat mengoptimalkan pengusutan kasus kejahatan pencucian uang. Hal ini dimungkinkan karena pemberlakukan SIN bisa meniadakan identitas ganda pelaku kejahatan. Identitas tunggal mampu mempercepat penelusuran transaksi keuangan yang mencurikan sehingga data awal yang dibutuhkan untuk proses selanjutnya bisa segera didapat. Sistem inipun bisa berpengaruh pada sistem informasi debitur yang dijalankan Bank Sentral dan Badan Pengawasan Pasar Modal, karena data yang diberikan bisa dipastikan tingkat akurasinya.

Penerapan SIN dalam bentuk NIK, saat ini dalam tanggung jawab Departemen Dalam Negeri. Data base yang nanti terkumpul dalam bentuk Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK) bisa dimanfaatkan juga untuk pemilihan umum, pemilihan presiden langsung, dan pemilihan kepala daerah langsung. Langkah ini cukup efektif karena tidak perlu lagi diadakan pendataan karena data penduduk akan mudah dilihat dan diklasifikasikan berdasarkan usia yang layak mendapatkan hak pilih. Tingkat efisiensi dana negarapun sedikit tertolong karena tidak perlu lagi membiayai pembuatan kartu pemilih. Cukup dengan menunjukkan KTP seseorang sudah bisa menunaikan hak pilihnya, dan kecurangan untuk melakukan pemilihan lebih dari satu kali bisa diminimalisir karena data tunggal tersebut.

Ketersediaan data kependudukan yang akurat dapat memudahkan pemerintah untuk melakukan proyeksi-proyeksi untuk kepentingan perencanaan kebijakan pemerintah dan pembangunan.

Walaupun demikian, tidak mudah untuk menerapan SIN. Butuh jaringan informasi yang memadai, distribusi dan akses yang merata disetiap penjuru republik, sistem yang terintegrasi keamanannya, dan tersedianya pusat data yang selalu on line. Bagaimanapun juga SIN adalah sebuah sistem yang tepat dan menuntut segera untuk direalisasikan, mengingat tingkat kebutuhan dan menghindari tumpang tindihnya data penduduk. Maka dari itu butuh lebih banyak dukungan dan sumbang pemikiran dari tiap elemen bangsa ini menuju Indonesia yang lebih baik dikemudian hari.*

*) Peneliti Pusat Penelitian Perkembangan Iptek (PAPPIPTEK) LIPI

Sumber : Surabaya Post, 09 Februari 2009

READ MORE - Urgensi Identitas Tunggal

Mengisi Kekosongan Buku Sastra

Karya sastra terus bermunculan, baik puisi, cerita pendek (cerpen) novelet sampai novel. Pertanyaan yang layak dilontarkan, siapakah sesungguhnya pembaca karya sastra?

Banyak pandangan, pengamatan, karya sastra tidak jelas siapa sesungguhnya segmen pembacanya. Harus diakui, sampai sekarang buku-buku sastra memang belum menjanjikan keuntungan bagi penerbit. Akibatnya terjadi kekosongan buku-buku sastra. Kalau penerbit masih mau menerbitkan karena yakin dan konsisten, sastra itu karya universal yang mampu menebus ruang dan waktu.

Demikian diungkapkan Arnabun SE, Direktur Penerbit-Percetakan Gama Media kepada KR di kantor barunya, Jalan Nitikan Baru 119 Umbulharjo, kemarin. Dikatakan Arnabun, Gama Media masih menerbitkan karya sastra karena sikap konsisten. “Konsisten itu penting bagi penerbitan, meski tidak menjanjikan keuntungan besar. Bahkan kalau perlu untuk menerbitkan karya sastra dan budaya dengan melakukan subsidi silang,” ucapnya. Subsidi silang yang dimaksud, yakni mengambilkan keuntungan dari penerbitan di luar buku bidang sastra.

Menurut Arnabun, kalau tidak ada penerbit yang peduli bagi penerbitan karya sastra, lantas pembaca, penikmat sastra dari mana mendapatkan buku-buku sastra ? “Saya yakin, pembaca sastra itu masih ada, meski tidak terpeta- kan secara detail,” katanya. Selain itu, sastra Indonesia terus bergerak, munculnya karya sastra bisa menjadi khasanah dan mengisi perjalanan sejarah sastra Indonesia.

"Karya sastra Indonesia sebenarnya mampu mengisi relung-relung jiwa bangsanya dengan nilai-nilai universal dari kemanusiaan, keadilan,” ucapnya. Harapannya jiwa bangsa tidak kosong dan rapuh. Menjadi sebuah ‘malapetaka’ besar kalau jiwa bangsa itu, kering, kosong dan rapuh. Jiwa bangsa seperti ini mudah sekali terombang-ambing arus global.

Sejak tahun 1996 hingga sekarang tetap menerbitkan buku sastra dan budaya. Awal tahun 2009 ini, Gama Media menerbitkan karya sastra dan budaya, seperti antologi cerpen dan novel ‘Perempuan di Bawah Gerimis’ (Achmad Munif), ‘Aku Lelah Menjadi Cantik’ (Koko P Bairawa), ‘Malam Buta Yin’ (Thomas Alexander), ‘Tamborin dari Kayu’ (Mohammad Thwaf Zuharon), ‘Kepak Sayap Jiwa’ (Mustafa W Hasyim’, ‘Daun-daun Bulam Medi’ (Korrie Layun Rampan). Selain itu, diterbitkan pula ‘Matahari Terbit Bintang Sembilan’ (Dr H Suyatno MAg), ‘Ayat-ayat Korupsi’ (Hakim Muda Harahap MAg), ‘Kisah Nagasari dari Sungapan’ (Cerita rakyat Bantul), ‘Musikalisasi Puisi dan Pembelajarannya’ (AriIN). (Jay)-s

Sumber : Kedaulatan Rakyat, 02-02-2009
READ MORE - Mengisi Kekosongan Buku Sastra

Buku Baru AKU LELAH MENJADI CANTIK

Kamis, 05 Februari 2009

AKHIRNYA setelah melalui berbagai proses buku "AKU LELAH MENJADI CANTIK" diterbitkan oleh HIKAYAT (Gama Media Group) dan segara beredar di toko-toko buku

Judul : Aku Lelah Menjadi Cantik
Penulis : Koko P Bhairawa
Penerbit : HIKAYAT Publishing (Gama Media Group)
Tebal : xiv + 86 hlm
Ukuran buku : 3 x 19 cm
Harga : Rp. 20.000,-
Cetakan I : Januari 2009




Apa kata mereka tentang kumpulan cerpen ini?


“Inilah tempat ia bermain dalam kumpulan cerpennya. Kolong, camuy, kebun sahang, bukit Betung, dan lain-lain, yang mungkin cukup asing bagi masyarakat di luar Bangka. Dari sana ia naik oto kongsi bersama bik-bik, nek-nek, atuk-atuk, elang keluit, keremunting, pasir timah, lalu singgah di cerita-cerita pendek bernuansa realisme. Barangkali “Aku Lelah Menjadi Cantik” ini merupakan kumpulan cerpen budak Bangka-Belitung pertama yang pernah ada.”
Agustinus “Onoy” Wahyono, bukan siapa-siapa

“Menjadi masyarakat (di)miskin(kan) yang hidup di sebuah pulau yang kaya sumber daya alam (timah) dengan segala problematikanya. Inilah pengalaman yang saya peroleh ketika membaca cerpen Koko P Bhairawa. Konflik-konflik yang muncul memang tidak keras, frontal, melainkan lembut menyusup, namun menyecahkan keperihan, keharuan dalam benak yang tak mudah dihapuskan. Ada pertempuran antar dua kekuatan yang tidak seimbang, yakni kekuatan masa lalu (diwakili oleh Atuk Jum, cerpen Atuk Jum: Lelaki di Lubang Camuy) yang mengidealkan hidup harmonis dengan alam dan kekuatan modal (kapitalisme) yang tanpa perasaan mengeruk (merusak) kekayaan alam. Pertempuran dua kekuatan ini kadang muncul dalam bentuk ironi, cerpen Hutan Beton Negeri Pesolek.”
Aris Kurniawan, Cerpenis

“Cerpen-cerpen dalam Aku Lelah Menjadi Cantik bertutur tentang dunia baru yang ingin lepas dari eksistensi budaya, patetis dengan warna humanis, sekaligus bertema fentilasi lokal. Perspektif ini dipilih pengarang dengan suasana kolektif yang kontras dan unsur prismatik yang tersimpan rapat.”
Hudan Nur , Penulis
READ MORE - Buku Baru AKU LELAH MENJADI CANTIK

Buku Gratis "Aku Lelah Menjadi Cantik"

Rabu, 04 Februari 2009

HADIAH BUKU DARI KOKO P BHAIRAWA

Assalamualaikum,..

Pengunjung blog yang berbahagian, senang sekali bisa menyapa dan sedikit berbagi dengan kalian semua. Oh ya, melalui kesempatan kali ini saya ingin menyampai informasi penting. Syukur Alhamdulillah akhirnya Buku saya dengan Judul "Aku Lelah Menjadi Cantik" telah terbit. Sebagai rasa syukur maka saya berniat untuk membagikan 5 (lima) buku tersebut kepada pengunjung blog yang bisa mengirimkan saran ataupun testimonial terhadap hal-hal berikut ini:
  • Pilih mana DICINTAI atau MENCINTAI
  • pilih mana DISAKITI atau MENYAKITI
Nah, uraikan pilihan temen-temen terhadap salah satu dari topik yang ada, lalu kirimkan via email ke koko_p_bhairawa@yahoo.co.id atau testimonial di balasan surat ini,..tidak perlu panjang-panjang.

DITUNGGU hingga 21 MARET 2009 pukul 12.00 WIB (ditunggu lho)

Jangan Lupa mencantumkan alamat lengkap dan nomor yang bisa dihubungi, pengiriman ke alamat ditanggung pemilik blog (yang punya hajatan) dan GRATIS,..

ditunggu ya,..
READ MORE - Buku Gratis "Aku Lelah Menjadi Cantik"

Adopasi TI di UKM

Senin, 02 Februari 2009



Judul Buku : Strategi Peningkatan Kemampuan Adopsi Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Daya Saing UKM

Penulis :Yan Rianto, Erman Aminullah, Chichi Shintia Laksani, Dian Prihadyanti, Budi Triyono, Khamami.

Penerbit : LIPI Press, Jakarta 2008.

Tebal / Ukuran : vii + 85 hlm.; 14,8 x 21 cm

Editor:
Yan Rianto

Desain Sampul, Gambar, dan Tata Letak:
Prakoso Bhairawa Putera

UKM menjadi salah satu sektor ekonomi yang sangat diperhitungkan dalam perekonomian Indonesia. Sementara itu, saat ini perkembangan ekonomi regional dan global sedang mengarah pada era perdagangan bebas. UKM dituntut untuk melakukan perubahan untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Salah satu faktor yang terbukti menjadi penentu daya saing UKM manufaktur Indonesia adalah teknologi informasi (TI). Namun, disamping terdapat faktor penggerak, ditemukan pula faktor-faktor yang menghambat adopsi TI. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor kunci penentu keberhasilan adopsi TI di UKM. Pada kenyataannya pemerintah Indonesia juga kurang memberikan dukungan terhadap hal ini. Kebijakan dan program yang ada hanya bersifat parsial dan tidak komprehensif. Penelitian ini telah menghasilkan strategi dan alternatif kebijakan untuk dapat meningkatkan adopsi TI di UKM. Dalam penyusunannya, dipertimbangkan faktor-faktor kunci penentu adopsi, pola strategi aktual, serta pola strategi ideal. Disamping itu, ditentukan pula instrumen-instrumen beserta stakeholders yang berperan sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Implementasi strategi tersebut, diharapkan akan terjadi peningkatan daya saing UKM, baik di pasar lokal maupun di pasar dunia.

READ MORE - Adopasi TI di UKM

(Puisi) adalah kau

adalah kau

unt. irp

jadikan lelaki kecil itu
kokoh ditepian kolam coklat
pada senja yang basah
pada gedunggedung yang pucat
setelah kejatuhan hujan

jadikan lelaki kecil itu
nikmati dingin pada detikdetik berlalu
hampa...
hampa...

jadikan lelaki kecil itu
menelan ludah tatkala sayup magrib berlalu
bersama tegak jiwa di aspal gatot subroto

jadikan lelaki kecil itu
kehilangan baju kewarasan, dan
celana bawah sadar
lalu biarkan kepolosan jadi
tontonan periperi

adalah kau jawaban atas semua

rw mangun, 02-02-2009, pk 00:25

READ MORE - (Puisi) adalah kau

Kebersamaan Kita

Akhir bulan Januaari 2009, tepatnya 28-30 Januari 2009 yang lalu kantor mengadakan Raker tahunan di Cibodas (Kebun Raya). Nah, empat serangkai dipercaya membantu sebagai fasilitator kegiatan outbound, dan sebelum kegiatan kita foto-foto dulu,..




READ MORE - Kebersamaan Kita

 
 
 

BERGABUNG DENGAN BLOG INI

PENJAGA LAMAN

Foto Saya
prakoso bhairawa
Lahir di Tanjung Pandan (pulau Belitung), 11 Mei 1984. Ia memiliki nama pena KOKO P. BHAIRAWA. Duta Bahasa tingkat Nasional (2006) ini kerap menulis di berbagai media cetak Nasional dan Daerah. Buku-bukunya: Megat Merai Kandis (2005), La Runduma (2005), Ode Kampung (2006), Uda Ganteng No 13 (2006), Menggapai Cahaya (2006), Aisyah di Balik Tirai Jendela (2006), Teen World: Ortu Kenapa Sih? (2006). Asal Mula Bukit Batu Bekuray (2007), Medan Puisi (2007), 142 Penyair Menuju Bulan (2007), Ronas dan Telur Emas (2008), Tanah Pilih (2008), Putri Bunga Melur (2008), Aku Lelah Menjadi Cantik (2009), Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), Cerita Rakyat dari Palembang (2009), Wajah Deportan (2009), Pendekar Bujang Senaya (2010), Ayo Ngeblog: Cara Praktis jadi Blogger (2010), dan Membaca dan Memahami Cerpen (2010). Tahun 2009 menjadi Nominator Penulis Muda Berbakat – Khatulistiwa Literary Award. Saat ini tercatat sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Beralamat di koko_p_bhairawa@yahoo.co.id, atau di prak001@lipi.go.id
Lihat profil lengkapku