SUDAH PINDAH RUMAH -> ADA KOKO

Inovasi Pendidikan Butuh TIK

Kamis, 04 Juni 2009


DALAM rangka memperingati hari Pendidikan Nasional Tahun 2009, FKIP Universita Sriwijaya (Palembang) mengadakan Seminar Nasional Pendidikan, 14 Mei 2009 di Gedung Auditorium Pascasarjana Unsri, dengan Keynote Speaker Prof. Dr. Liliasari, M.Ed. dari Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Drs. Tatang Suhery, M.A., Ph.D., dari Universitas Sriwijaya, Prakoso Bhairawa Putera, S.IP. dari Pusat Penelitian Perkembangan IPTEK LIPI, dan Gubernur Sumatera Selatan, yang diwakili oleh Staf Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan. Seminar dengan tema “Pengembangan Pembelajaran Inovatif dan Bermutu Menuju Profesionalisme Guru dalam Perspektif Sekolah Gratis” dibuka oleh Rektor Universitas Sriwijaya Prof. Dr. Badia Perizade. Hadir dalam kesempatan itu para Guru Besar FKIP Unsri, Dekan FKIP Universitas Muhammdiyah, Kepala UPBJJ UT Palembang, dan Asisten I Direktur Pascasarjana Unsri serta undangan lainnya. Menurut Ketua Panitia Pelaksana, Drs. Didi Jaya Santri, M.Si., kegiatan ini diikuti oleh 700 peserta yang berasal dari 13 Provinsi di Indonesia, terdiri dari dosen, peneliti, guru SD, SMP, SMA dan sederajat, serta pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan. Dalam seminar ini juga dipresentasikan 120 makalah hasil dari penelitian dan pemikiran kritis dari para guru dan dosen yang berkaitan dengan pengembangan pembelajaran inovatif, profesionalisme guru, sekolah gratis, dan peranan LTPK dalam menghasilkan guru professional.

Dari pertemuan ini para peserta mendapatkan wawasan dan pengalaman melakukan kegiatan seminar ilmiah, memberikan motivasi pada guru dan dosen untuk meneliti, menulis, dan mempresensikan hasil penelitiannya. Lebih lanjut Liliasari dalam makalahnya mempertegas perlunya penyelenggaraan pembelajaran yang inovatif dan menggunakan berbagai media, terutama yang berbasis TIK; mendorong guru untuk lebih cepat mencapai kompetensi-kompetensi seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No. 74/2008 dan Peraturan Mendiknas No. 16/2007, agar guru menjadi profesional.

Hal senada pun diungkapkan oleh Prakoso Bhairawa bahwa dalam era konvergen, perkembangan IPTEK telah masuk dalam ranah pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan berkembangnya bahan ajar yang dulunya analog menjadi digital. Bahkan kini telah hadir e-education yang kemudian menjadi solusi pembelajaran melalui TIK dengan e-learningnya.

Prakoso juga mempertegas peluang pengembangan digitalisasi bahan ajar (modern) dengan e-learning berbasis WEB bisa terlaksana apabila; adanya kesiapan istitusional, Manajemen Pengelolaan, dan Kesetiaan untuk menggunakan paradigma baru dengan meninggalkan metode konvesional.

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 

BERGABUNG DENGAN BLOG INI

PENJAGA LAMAN

Foto Saya
prakoso bhairawa
Lahir di Tanjung Pandan (pulau Belitung), 11 Mei 1984. Ia memiliki nama pena KOKO P. BHAIRAWA. Duta Bahasa tingkat Nasional (2006) ini kerap menulis di berbagai media cetak Nasional dan Daerah. Buku-bukunya: Megat Merai Kandis (2005), La Runduma (2005), Ode Kampung (2006), Uda Ganteng No 13 (2006), Menggapai Cahaya (2006), Aisyah di Balik Tirai Jendela (2006), Teen World: Ortu Kenapa Sih? (2006). Asal Mula Bukit Batu Bekuray (2007), Medan Puisi (2007), 142 Penyair Menuju Bulan (2007), Ronas dan Telur Emas (2008), Tanah Pilih (2008), Putri Bunga Melur (2008), Aku Lelah Menjadi Cantik (2009), Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), Cerita Rakyat dari Palembang (2009), Wajah Deportan (2009), Pendekar Bujang Senaya (2010), Ayo Ngeblog: Cara Praktis jadi Blogger (2010), dan Membaca dan Memahami Cerpen (2010). Tahun 2009 menjadi Nominator Penulis Muda Berbakat – Khatulistiwa Literary Award. Saat ini tercatat sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Beralamat di koko_p_bhairawa@yahoo.co.id, atau di prak001@lipi.go.id
Lihat profil lengkapku