SUDAH PINDAH RUMAH -> ADA KOKO

Kuliner di Ranah Minang (Bagian 1)

Kamis, 08 Januari 2009

Pencarian Durian di pasar Atas Bukittinggi

Ini adalah petualangan mencari makanan hari Ke-2 dengan target buah D-U-R-I-A-N. Akhirnya setelah keliling menikmati suasana Jam Gadang di sore hari. Tapi ada yang paling istimewa di hari ini adalah pencarian Durian di PASAR ATAS. Durian disini murah-murah banget..bayangkan kalau di Jakarta mana bisa makan durian sepuasnya dengan 20.000,- (dua puluh ribu). Berkat tawar-menawar ibu Amel, bapak Koko bisa menikmatin durian 7 buah yang asyik enak banget,..

Ibu Amel sedang menunggu buah durian dimasukkan di plastik, maklum di rumah biar langsung dilahap, dan sekalian jalan bisa juga dimakan,...(Iya kan bu)

Duh,..bapak Koko makan durian trus,...Ehm,...


Pondok Baselo Lubuk Idai


Ingin mencari tempat makan yang terletak di jantung kota, atau rumah makan yang nyaman dilengkapi bangunan yang asri arsitektur ranah minang, atau sederet makanan yang spesifik yakni Ikan Bakar dan Ayam Batokok maka tak perlu ragu untuk datang di LUBUK IDAI lah tempatnya. Dengan berbagai fasilitas dan sarana tidak mengecewakan tamu, handai tolan atau pejabat teras sekalipun.

Tempat ini adalah salah satu tempat favorit bapak Koko dan ibu Amel,..selain enak harganya pun murah banget,..Upz hampir lupa kalo datang ke sini tidak terlalu susah untuk mencapai lokasi selain berada di pusat kota dan juga sudah terkenal di kota Padang. Soal parkiran jangan takut, Lubuk Idai sekarang sudah keren dan asyik banget untuk makan siang maupun malam,..(ehm, bukan promosi lho)

Inilah makan siang Senin,..ayo pilih yang mana? mau tau harganya? makanan semua itu plus Just Sirsak hanya Rp. 34.000,- saja..


Alhamdulillah,..tapi foto dulu habis makan, dan ibu Amel yang wajib foto,..Oke

1 komentar:

Bisnis Tiket Pesawat mengatakan...

wah bener banget tuh,
kalau jalan2 dan terus gak nikmati kuliner disana tar mlah rugi banget dahhh

Posting Komentar

 
 
 

BERGABUNG DENGAN BLOG INI

PENJAGA LAMAN

Foto Saya
prakoso bhairawa
Lahir di Tanjung Pandan (pulau Belitung), 11 Mei 1984. Ia memiliki nama pena KOKO P. BHAIRAWA. Duta Bahasa tingkat Nasional (2006) ini kerap menulis di berbagai media cetak Nasional dan Daerah. Buku-bukunya: Megat Merai Kandis (2005), La Runduma (2005), Ode Kampung (2006), Uda Ganteng No 13 (2006), Menggapai Cahaya (2006), Aisyah di Balik Tirai Jendela (2006), Teen World: Ortu Kenapa Sih? (2006). Asal Mula Bukit Batu Bekuray (2007), Medan Puisi (2007), 142 Penyair Menuju Bulan (2007), Ronas dan Telur Emas (2008), Tanah Pilih (2008), Putri Bunga Melur (2008), Aku Lelah Menjadi Cantik (2009), Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), Cerita Rakyat dari Palembang (2009), Wajah Deportan (2009), Pendekar Bujang Senaya (2010), Ayo Ngeblog: Cara Praktis jadi Blogger (2010), dan Membaca dan Memahami Cerpen (2010). Tahun 2009 menjadi Nominator Penulis Muda Berbakat – Khatulistiwa Literary Award. Saat ini tercatat sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Beralamat di koko_p_bhairawa@yahoo.co.id, atau di prak001@lipi.go.id
Lihat profil lengkapku